Berita Jepang | Japanesestation.com

Peringkat persetujuan masyarakat terhadap pemerintahan Perdana Menteri Yoshihide Suga menurun sebesar 17% dibanding survei sebelumnya yang dilakukan pada 7 November lalu. Dalam survei terkait opini publik yang dilakukan oleh Mainichi Shimbun dan Social Survey Research Center pada 12 Desember tersebut, tingkat persetujuan masyarakat terhadap Suga menurun dari 57% menjadi 40% saja.

Presentase masyarakat yang mengatakan bahwa mereka tidak setuju akan keputusan pemerintah meningkat dari 36% menjadi 49%, menjadi kali pertama rasio mereka yang tidak mendukung pemerintah melampaui mereka yang mendukung sejak dimulainya pemerintahan Suga pada September lalu. Awalnya, 64% dari responden mengatakan mereka mendukung pemerintah, sementara 27% sisanya tidak setuju.

virus corona jepang pemerintah japanesesatation.com
Yoshihide Suga (Getty Images)

Saat ditanya tentang usaha pemerintahan Suga terkait penanganan virus corona, 14% responden mengatakan mereka setuju, lebih rendah 20 poin (34%) saat survei pada 7 November lalu, sementara 62% mengatakan mereka tidak menyetujuinya, naik 35 poin dari 27% pada polling sebelumnya. Nampaknya, dukungan yang terjun bebas tersebut dipengaruhi oleh cara pemerintahan Suga menangani dan menerapkan langkah pencegahan virus corona ya?  

Terkait sistem tes dan kesehatan Jepang, 69% mengatakan mereka ragu, sementara 17% mengatakan tidak ragu sedikit pun dan 14% mengatakan mereka tidak memiliki komentar apa pun. Sementara itu, pada survei Agustus, 62% mengatakan bahwa  merke ragu dan 23% mengatakan mereka tak meragukan pemerintah. Jepang sendiri tengah berada pada gelombang ke-3 infeksi virus corona, dengan jumlah laporan kasus terus bertambah dari hari ke hari. Orang-orang pun mulai merasakan adanya krisis dalam sistem kesehatan karena lonjakan jumlah kasus COVID-19 yang tinggi.

Dan saat ditanya terkait apakah mereka berpikir bahwa pemerintah seharusnya mengumumkan status darurat baru terhadap virus corona, 57% responden mengatakan mereka harus, sementara 28% mengatakan bahwa itu tidak perlu, dan 15% megatakan mereka tidak tahu. Akhirnya, pemerintah Jepang pun mengumumkan status darurat selama 1 1/2 bulan dari April hingga Mei tahun ini.  

Dukungan bagi partai Partai Demokrat Liberal (LDP) menurun dari 37% menjadi 33% saja. Sementara itu, dukungan bagi partai oposisi utama Constitutional Democratic Party of Japan (CDP) naik dari 11% menuju 12%; dukungan bagi Nippon Ishin no Kai (Japan Innovation Party) naik dari 6% menjadi 8%; Japanese Communist Party (JCP) naik dari 5% menjadi 6%; partai koalisi junior LDP, Komeito, turun dari 4% menuju 3%; Reiwa Shinsengumi juga menurun, dari 3% menjadi 2%; untuk Democratic Party for the People (DPFP), presentase bertahan di angka 1%; Social Democratic Party (SDP), naik dari 0% menjadi 1%; dan bagi Party to Protect the People from NHK, dukungan tetap ada di angka 1%. Tiga puluh satu persen responden pun mengatakan bahwa mereka tidak mendukung partai politik, sama sepertti dalam polling sebelumnya.  

virus corona jepang pemerintah japanesesatation.com
Yoshihide Suga (Reuters)

Merke yang menganggap bahwa campaign subsidi travel "Go To Travel" sebaiknya dibatalkan pun mencapai angka 67%, sangat jauh melebihi mereka yang mengatakan program tersebut harus dilanjutkan di angka 19%. Dan hanya 13% responden yang mengatakan bahwa mereka tak tahu apa yang harus dilakukan terhadap campaign tersebut.

Subkomite penasihat virus corona sebenarnya merekomendasikan agar pemerintah menghentikan sementara campaign tersebut di daerah-daerah di mana terjadinya peningkatan kasus virus corona secara mendadak. Namun, pada 11 Desember lalu, Perdana Menteri Suga mengatakan ia tak akan menghentikan sementara Go To Travel di tingkat nasional, dan akan melanjutkannya.

Terkait traveling dan mengunjungi keluarga untuk liburan akhir tahun serta Tahun Baru, 78% mengatakan mereka "tidak berencana" untuk melakukannya, sementara hanya 15% mengatakan mereka akan melakukannya. Tujuh persen mengatakan mereka belum mengambil keputusan.

Survei tersebut dilakukan melalui teks di smartphone dan melalui panggilan ke telepon rumah. Responden pengguna smartphone yang valid sebanyak 714 orang dan untuk telepon rumah, yang valid sebanyak 351 orang