Berita Jepang | Japanesestation.com

Mewabahnya virus COVID-19 atau corona virus di Jepang membuat pemerintah Jepang menghimbau agar semua universitasdi Jepang ditutup atau menggelar kelas online guna menjaga para mahasiswa dan staff tetap aman dari penularan virus. Sayangnya, hal ini berarti akses untuk fasilitas universitas seperti perpustakaan ikut ditutup, membuat para mahasiswa yang tidak memiliki komputer tambah bingung untuk mengikuti kelas online. Apalagi, internet café juga pun ditutup. Karena itu, Meiji Gakuin University, Tokyo memutuskan untuk memberikan uang sebesar 50.000 yen untuk setiap mahasiswa guna membantu mereka mengikuti kelas online.

Ilustrasi uang yang diberikan kepada mahasiswa. (pakutaso.com)
Ilustrasi uang yang diberikan kepada mahasiswa. (pakutaso.com)

Sasaran utama pembagian uang ini tentunya ditujukan bagi para siswa yang tidak memiliki koneksi internet atau sebuah komputer di rumahnya. Namun, uang ini juga bisa membantu para mahasiswa yang kehilangan pekerjaan part-time mereka sebelum akhirnya bisa mendapat pekerjaan kembali.

Universitas yang semula menutup kedua kampusnya (Tokyo dan Yokohama) hingga tanggal 8 April ini membuat keputusan darurat itu dengan tujuan, “untuk mengurangi beban finansial bagi seluruh mahasiswa kami walaupun hanya sedikit”. Dengan diperpanjangnya kelas online hingga tanggal 20 Mei, tentunya hal ini menjadi bantuan besar bagi para siswa. Dana sebesar 600 juta yen yang dikeluarkan untuk bantuan tersebut berasal dari dana beasiswa universitas, karena itu, pemberian bantuan ini tak merugikan pihak manapun.

Ilustrasi kelas online. (pakutaso.com)
Ilustrasi kelas online. (pakutaso.com)

Meiji Gakuin University juga mengatakan akan ada beberapa hal lain yang dilakukan untuk membantu meringankan beban para mahasiswa yang keadaan keuangan keluarganya terdampak oleh pandemi, seperti beasiswa spesial bagi para mahasiswa yang orang tuanya kehilangan pekerjaan mereka. Selain itu, tanggal jatuh tempo untuk membayar biaya pendidikan juga diperpanjang dari akhir April menuju akhir Mei, meski universitas ini kini belum terlihat akan mengurangi biaya pendidikan bagi para mahasiswanya.

Meiji Gakuin University (tripadvisor.com)
Meiji Gakuin University (tripadvisor.com)

Menurut Menteri Pendidikan Jepang, sekitar 80 persen universitas di seluruh Jepang telah mengubah metode pembelajaran mereka menjadi kelas online, namun kebanyakan metode ini menggunakan aplikasi video conferencing yang membutuhkan penggunaan data yang besar. Padahal, masih banyak mahasiswa yang tidak memasang layanan internet di apartemen mereka dan hanya menggunakan smartphone mereka untuk browsing guna menghemat uang. Artinya, melakukan kelas online mengharuskan mereka untuk membeli paket data besar dan menyebabkan pengeluaran mereka bertambah.

Diharapkan dengan adanya bantuan dana dari Meiji Gakuin ini dpaat membantu para mahasiswanya agar bisa membayar tagihan dan makan selama satu bulan lagi.

Melihat hal- hal manis dan saling bantu di tengah pandemi seperti ini tentunya membuat hati ikut bahagia ya. Semoga ke depannya semakin banyak hal-hal baik lainnya yang membuat kita bisa tetap berpikir positif di tengah pandemi ya!