Kasus bunuh diri di Jepang makin meningkat saja. Dan untuk pertama kalinya setelah 11 tahun, angka kasusnya meningkat, mencapai 20.919 per 2020 lalu. Tinggi juga ya?

Melansir Japan Info, Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan mengungkapkan bahwa angka kasus bunuh diri di 2020 mencapai 20.919 kasus, naik melebihi 750 kasus jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.  Memang, angka kematian menurun sejak 2010 lalu, namun tahun 2020 lalu menjadi awal kenaikannya sejak 11 tahun terakhir. Hal ini nampaknya merupakan dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh COVID-19, belum lagi perubahan lingkungan rumah yang drastis turut mendorong peningkatan tersebut.

Menurut sumber terkait, terhitung ada 13.934 kematian (menurun sekitar 135 kasus dari tahun lalu), menurun sejak 11 tahun terakhir. Sementara itu, jumlah kematian wanita mencapai 6.976 kasus (bertambah 885 kasus dibandingkan tahun lalu. Nah, jika dilihat berdasarkan kelompok umur, mereka yang berusia 40 tahunan ada dalam jumlah tertinggi dengan angka 3.225 (naik 71 kasus dibandingkan tahun lalu). Sementara mereka yang berusia 20 tahunan ada 2.287 kasus, naik 17% dari tahun lalu, dan mereka yang berusia di bawah 19 tahun, mengalami peningkatan sebanyak 14% dengan angka 707 kasus, angka tertinggi dalam sejarah kasus bunuh diri di Jepang.

Kementerian juga menyatakan bahwa “selain adanya perubahan drastis terhadap kehidupan akibat pandemi, laporan TV terkait kasus bunuh diri beberapa selebriti dan beberapa hal lainnya juga menjadi faktor yang berpengaruh pada angka tersebut.” Mereka juga menyebutkan bahwa data selama paruh kedua tahun ini menunjukkan bahwa jumlah kasus bunuh diri akibat masalah ekonomi yang diakibatkan pandemi menjadi pemicu utamanya dan penduduk Jepang yang mengalami kesulitan ekonomi sangat membutuhkan dukungan.

Angka ini juga merupakan hasil sementara. Jumlah sebenarnya akan diungkapkan pada Maret mendatang, jadi, kenaikan melebihi jumlah ini bisa saja terjadi.  Tapi, semoga tidak benar-benar terjadi ya?