Berita Jepang | Japanesestation.com

Menteri luar negeri Jepang dan Myanmar sepakat untuk melonggarkan pembatasan perjalanan dan membuka kembali batas masuk ekspatriat serta penduduk asing jangka panjang secepat-cepatnya pada awal September mendatang. Menurut Kementerian Luar Negeri Jepang, dalam rapat yang digelar di Naypyidaw pada Senin (24/7) lalu, Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi dan pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi juga telah memutuskan mereka akan mempercepat pembahasan untuk mewujudkan perjalanan bisnis jangka pendek sembari mengambil langkah-langkah untuk menanggulangi pandemi virus corona.

Dilansir dari Kyodo News, Motegi, kini tengah berada di pemberhentian terakhir dari tur 4 negara yang dilakukannya sejak Kamis, 20 Agustus lalu. Ia mengatakan pada para wartawan bahwa perjalanannya ini menjadi salah satu cara untuk membuktikan “Jepang dapat memimpin kerja sama internasional” dalam menghadapi padengan menjanjikan bantuan ekonomi dan kesehatan pada para pemimpin negara-negara tersebut (Myanmar, Papua Nugini, Laos, dan Kamboja).  

Kunjungan ke negara-negara tersebut dilakukan karena Tokyo, yang saat ini melarang masuknya warga negara asing dari 146 negara dan wilayah telah melakukan pembicaraan dengan 16 negara, termasuk Myanmar, untuk melanjutkan perjalanan seiring dengan dimulainya kembali kegiatan sosial ekonomi domestik. Selain Myanmar, pada minggu lalu, Kamboja dan Laos telah menyetujui bahwa mereka akan memperbolehkan travel timbal balik bagi penduduk jangka panjang pada September lalu. Hal yang sama pun dikatakan pleh Singapura dan Malaysia pada awal bulan Agustus lalu.

Berdasarkan aturan tersebut, penduduk jangka panjang diizinkan untuk melakukan perjalanan dengan syarat mereka tinggal di rumah atau di tempat yang ditentukan selama 14 hari setelah tiba dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko infeksi.

Dalam perbincangannya dengan Suu Kyi, Motegi juga memberikan pinjaman sebanyak 30 milyar yen pada pemerintah Myanmar sebagai anggaran darurat dan 15 milyar yen untuk mendukung pengusaha kecil dan menengah yang mengalami penurunan ekonomi akibat pandemi virus corona. Dalam pinjaman tersebut, sudah ada persediaan pasokan medis seperti obat antivirus Avigan, sebuah obat buatan Fujifilm Holdings Corp., yang disebut-sebut sebagai obat untuk mengobati pasien virus corona.

Motegi juga mengumumkan pada wartawan bahwa ia tengah membicarakan masalah terkait Laut Cina Selatan dengan para pemimpin negara lain.

"Saya dan pemimpin negara lain telah berunding soal masalah Laut Cina Selatan,” kata dia.

"Kami juga telah mendapatkan pengertian dan dukungan mereka terkait area terbuka Indo-Pasifik yangd selalu kami promosikan,” tambahnya.

Dalam pertemuan tersebut, Motegi juga mengatakan pentingnya Myanmar dalam menetapkan perintah sementara yang dikeluarkan oleh Mahkamah Internasional pada bulan Januari lalu yang mengatakan bahwa mereka harus mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri penganiyaan terhadap etnis minoritas Rohingya di negara itu oleh militer Myanmar.

Terkait masalah tersebut, Motegi mengatakan bahwa ia telah berbicara pada Suu Kyi tentang dukungan Jepang untuk terhadap usaha Myanmar untuk meningkatkan situasi di Rakhine State, di mana Muslim Rohingya mengungsi di Bangladesh. Ia pun mengatakan bahwa Suu Kyi merespon dengan mengatakan bahwa ia akan berusaha untuk melakukan apapun yang mereka bisa.

Dalam kesempatan itu, Motegi juga bertemu dengan Min Aung Hlaing, pimpinan militer Myanmar.