Berita Jepang | Japanesestation.com

Lebih dari 60 persen penduduk Jepang tidak puas Lebih dari 60 persen penduduk Jepang tidak puas akan proses pemberian vaksin COVID-19, begitu menurut survei yang dilakukan oleh Kyodo News pada Senin (12/4) lalu. Padahal, pembukaan Tokyo Olympic hanya berjalan sekitar 100 hari lagi.

Angka 60,3% tersebut cukup banyak jika dibandingkan dengan mereka yang mengaku puas, 36,5% saja.

Sebelumnya, Jepang sendiri diketahui telah memulai vaksinasi pada 36 juta lansia berumur 65 tahun ke atas pada Senin lalu setelah sebelumnya vaksinasi bagi tenaga medis dimulai pada 17 Februari.

covid-19 vaksin lansia japanesestation.com
Vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech (AP)

Dari 4,8 juta tenaga medis Jepang, mereka yang telah menerima vaksi setidaknga satu dosis sekitar 0,87% saja daei total populasi Jepang per Sabtu lalu, sementara di Kelompok Negara ke-7 lain, vaksinasi telah mencapai 10%, terutama Inggris yang menurut University of Oxford, telah mencapai 47,15%.

Dalam survei tersebut, 92,6% mengatakan mereka merasa khawatir akibat kebangkitan virus COVID-19, dengan 56,5% tak menyetujui tindakan pemerintah dalam menangani pandemi sementara 35,9% menunjukkan persetujuan. 

Di tengah kekhawatiran atas gelombang virus corona keempat dan lambatnya kemajuan vaksinasi, jajak pendapat menemukan 39,2 persen percaya Olimpiade dan Paralimpiade yang ditunda harus dibatalkan, sementara 32,8 persen berpikir mereka harus dijadwal ulang. Hanya 24,5 persen yang menjawab bahwa permainan harus digelar sesuai jadwal. Angka tersebut hampir sama dengan survei sebelumnya pada Maret lalu.

Tingkat persetujuan masyarakat terhadap Kabinet Perdana Menteri Yoshihide Suga kini ada di 44,0 persen, naik 1,9 persen dibanding survei sebelumnya. Sementara tingkat ketidaksetujuan menurun menjadi 36,1 persen dari 41,5 persen.

yoshihide suga covid-19 japanesestation.com
Perdana Menteri Jepang dan pemimpin Liberal Democratic Party (LDP) Yoshihide Suga saat memberikan pidato di konvensi tahunan partai di Tokyo pada hari MInggu lalu. (Yoshikazu Tsuno/Pool via AP)

Gubernur Tokyo, Kyoto dan Okinawa meningkatkan respon mereka terhadap pandemi virus corona pada Senin lalu, meski Jepang telah sepenuhnya mencabut keadaan darurat COVID-19 kedua kurang dari sebulan lalu.

Para gubernur di atas mengikuti langkah prefektur Osaka, Hyogo dan Miyagi dalam mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih kuat di bawah keadaan darurat semu, termasuk meminta restoran dan bar di daerah padat penduduk untuk tutup pada pukul 8 malam.

Lonjakan infeksi virus juga semakin meningkatkan skeptisisme tentang penyelenggaraan Tokyo Olympic di musim panas mendatang yang juga menyebabkan estafet obor Olimpiade dibatalkan di Prefektur Osaka. Awalnya, estafet direncanakan berlangsung di jalan-jalan di seluruh prefektur pada hari Selasa dan Rabu ini.

Terkait estafet obor, dalam survei tersebut hanya 13,2 persen yang mengatakan estafet obor yang dimulai pada 25 Maret di prefektur timur laut Fukushima harus berlanjut hingga melewati 47 prefektur Jepang sebelum upacara pembukaan Olimpiade pada 23 Juli mendatang.

estafet obor Tokyo Olympic 2020 japanesestation.com
Persiapan estafet obor (Kyodo)

Empat puluh sembilan koma tiga persen responden pun mengatakan estafet harus dibatalkan di daerah-daerah yang terinfeksi virus parah dan 35,9 persen mengatakan harus dibatalkan seluruhnya.

Mengenai waktu terbaik untuk pemilihan umum berikutnya yang harus diadakan pada musim gugur, 60,1 persen responden mengatakan untuk digelar pada akhir masa jabatan empat tahun anggota DPR pada bulan Oktober, sementara 25,7 persen mengatakan setelah Paralimpiade Tokyo berakhir pada bulan September dan 7,1 persen mengatakan sebelum Olimpiade Tokyo dibuka pada Juli.

Suga sempat mengatakan dalam sebuah wawancara televisi bahwa dia dapat mengadakan pemilihan cepat sebelum masa jabatannya sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal berakhir pada 30 September mendatang.

Pilihan paling populer untuk menjadi perdana menteri Jepang berikutnya adalah Taro Kono, menteri reformasi administrasi dan peraturan yang juga bertanggung jawab atas upaya vaksinasi, yang disukai oleh 20 persen responden.

Perdana menteri Jepang Shinzo Abe japanesestation.com
Mantan perdana menteri Jepang Shinzo Abe di Kota Nagano, Prefektur Yamaguchi pada 1 November 2020 (mainichi.jp)

Mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba berada di urutan kedua dengan 13,5 persen, diikuti oleh Menteri Lingkungan Shinjiro Koizumi dengan 10,3 persen. Pendahulu Suga, Shinzo Abe, diunggulkan dengan 9,5 persen, sedangkan Suga di urutan kelima dengan 4,9 persen.

Survei tersebut digelar dengan mencakup 656 keluarga yang dipilih secara acak dari para pemilih yang memenuhi syarat dengan 1.185 nomor ponsel, menghasilkan tanggapan dari masing-masing 508 dan 507 orang.