Berita Jepang | Japanesestation.com

Dua anjing peliharaan pasien virus corona di Jepang dinyatakan positif virus corona pada Senin (3/8). Menurut sebuah perusahaan asuransi binatang peliharaan, kasus ini menjadi kasus pertama adanya infeksi virus corona pada binatang peliharaan di Jepang.

Kedua anjing tersebut sama sekali tidak menunjukkan gejala. Bahkan, menurut Anicom Holdings Inc, salah seekor anjing telah dinyatakan negatif di tes selanjutnya.  

Menurut perusahaan itu, kasus infeksi COVID-19 pada kucing yang menjadi hewan peliharaan memang telah terjadi di beberapa negara, seperti Amerika, Belgia, dan Perancis. Sementara itu, kasus pada anjing dilaporkan juga terjadi di beberapa negara, meski jumlahnya lebih sedikit.

Anicom memang telah membuka layanan baru sejak April lalu, di mana para pasien virus corona dapat menitipkan hewan peliharaan mereka secara cuma-cuma sementara sang pemilik dirawat atau diisolasi di rumah sakit. Kini, program yang dinamakan Stay Anicom itu telah merawat 42 hewan peliharaan yang terdiri dari 29 ekor anjing, 12 ekor kucing, dan satu ekor kelinci.

Terkait anjing yang tertular tersebut, Anicom mengatakan kedua hewan ini dititipkan pada akhir Juli dan akan terus dirawat dan diisolasi setelah mereka dinyatakan positif. Tidak ada seorang pun pegawai yang mengalami kontak langsung dengan 2 anjing itu yang mengalami masalah kesehatan.

Di luar Jepang, mayoritas hewan peliharaan yang dinyatakan positif mengidap virus corona dilaporkan menunjukkan gejala ringan. Hewan-hewan ini diduga kuat tertular manusia yang juga positif COVID-19.

Di Cina, media-media melaporkan bahwa beberapa pemilik hewan peliharaan mengabaikan anjing dan kucing peliharaan mereka karena mereka percaya bahwa hewan peliharaan mereka dapat menularkan virus tersebut kepada manusia. Padahal, tidak begitu kenyataannya. Manusia memang bisa menularkan virus corona kepada hewan apabila hewan tersebut terpapar terlalu lama, tapi sebaliknya, hewan tidak dapat menularkan virus COVID-19 kepada manusia.

Hal ini juga ditegaskan oleh Menteri Lingkungan Hidup Jepang.

“Tidak ada bukti bahwa hewan peliharaan dapat menjadi sumber infeksi,” ujarnya.

"Para pemilik hewan harus berhati-hati agar tidak tertular virus sehingga tidak menularkannya pada hewan peliharaan mereka,” tambahnya.

Sementara itu, Anicom mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk menentukan apakah kedua anjing itu benar-benar terinfeksi COVID-19 karena bisa saja virus yang dibawa pemiliknya masuk sementara ke mulut mereka dan memicu hasil positif dalam tes PCR. Untuk itu, diperlukan tes antibodi untuk membuat diagnosis yang pasti.