Berita Jepang | Japanesestation.com

Pengetahuan terkait seks adalah hal yang krusial. Mendalami hal ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi kaum muda dalam menghadapi kehidupan seksual nantinya. Berbagai negara bahkan menanggapi hal ini dengan serius, meskipun banyak dari mereka yang masih kesulitan untuk maju dan melangkah.

Bukanlah suatu hal yang mudah untuk menerapkan pendidikan seksual di suatu negara. Lingkungan sosial di masyarakat adalah salah satu yang paling memengaruhi hal tersebut. Meskipun demikian, tak dapat dipungkiri bahwa hal ini tetaplah penting dan karenanya harus diperjuangkan.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pendidikan seksual sangatlah penting. Bahkan, beberapa ahli berpendapat bahwa hal ini perlu diajarkan sedini mungkin. Dengan diajarkannya pendidikan seksual, diharapkan para kaum muda dapat memilih langkah tepat saat menghadapi permasalahan seksual, khususnya pertimbangan akan kesehatan seksual.

Lalu, kira-kira sejauh mana ya konteks terkait pendidikan seksual di Jepang dan Indonesia berkembang?

anak belajar di sekolah
Ilustrasi anak belajar di sekolah (Zenbird.media)

Jepang sebagai negara maju memang tidak bisa dipandang remeh dalam berbagai hal, khususnya pendidikan. Buktinya, banyak pelajar asing yang memilih Jepang sebagai tempat untuk menimba ilmu. Meskipun demikian, dalam hal pendidikan seksual sendiri Jepang dapat dikatakan masih belum maksimal. Dilansir dari Nippon, mayoritas sekolah di Jepang sudah memiliki kurikulum pendidikan seksual meskipun dengan jatah jam pelajaran yang sedikit.

Pendidikan seksual di Jepang dulunya hanya diajarkan sebatas konteks mengenai anatomi manusia. Namun, hal tersebut mulai berubah sejak tahun 2010, ketika pendidikan seksual mulai mengikuti Panduan Teknis Internasional UNESCO tentang Pendidikan Seksualitas.

belajar di sekolah
Ilustrasi siswa belajar di sekolah (gogonihon.com)

Sejak saat itu topik yang dibahas mulai beragam, seperti komersialisasi seks, kekerasan seksual, permasalahan seks di kehidupan masyarakat, hingga keragaman identitas seksual. Meskipun demikian, informasi yang diberikan lebih sedikit dari apa yang selayaknya dikonsumsi. Salah satu contohnya, masih banyak pengajar yang enggan menyebutkan alat reproduksi manusia dan ilustrasi manusia yang ditunjukkan justru menampilkan karakter dengan pakaian lengkap. Hal ini tentunya jauh berbeda dengan beberapa negara lain yang tidak malu untuk menerangkan bahasan terkait dengan lebih detail. Oleh karenanya, seringkali hal tersebut masih menimbulkan kesalahpahaman. Mereka masih belum begitu memahami mana yang baik dan tidak baik untuk dilakukan saat menghadapi topik ini.

Pendidikan seksual di Indonesia bahkan tidak lebih baik daripada di Jepang. Layaknya Jepang, mayoritas masyarakat Indonesia juga masih menganggap bahwa pendidikan seksual bukanlah hal yang penting karena mereka dapat mempelajarinya secara alami saat usia mereka mulai beranjak dewasa. Oleh karenanya, tidak ada kurikulum di sekolah yang mewajibkan pendidikan seksual sebagai kurikulum wajib. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri awareness masyarakat terhadap topik ini mulai meningkat.

Dilansir dari The New York Times, kini telah banyak sekolah di Indonesia yang memasukkan pendidikan seksual sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Menurut Sumarsono selaku Kepala Bidang Kesehatan Reproduksi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Sosial Yogyakarta, hal ini tidak dapat dihindari mengingat pelajaran di sekolah yang sudah banyak dan kurikulum yang terbatas.

Banyak pihak memahami bahwa mengangkat isu terkait pendidikan seksual merupakan hal yang sangat sensitif, khuhsusnya di Indonesia. Dimana Indonesia merupakan negara dengan mayoritas Muslim. Banyak pemuka agama menganggap bahwa hal-hal terkait pendidikan seksual tidaklah penting, yang terpenting adalah bagaimana mereka mengetahui batasan tertentu seperti tidak berhubungan seks sebelum menikah.

Masih pasifnya masyarakat terhadap topik inilah yang kemudian menimbulkan permasalahan baru di masyarakat, baik di Jepang maupun Indonesia. Fakta di masyarakat saat ini, banyak kaum muda yang memulai kehidupan seksual mereka di usia muda tanpa pengetahuan yang memadahi dan membuat mereka mengambil pilihan terburuk. Akibatnya, kasus HIV dan kehamilan di luar nikah meningkat, angka pernikahan di bawah umur meningkat, dan juga praktik aborsi merajalela. Lebih lanjut, masih banyak kasus pelecehan seksual dan kekerasan seksual yang dapat ditemui di masyarakat.

Inilah alasan kenapa pendidikan seksual penting. Bukan berarti mengajarkan pergaulan bebas bagi kaum muda, namun dengan pendidikan seksual diharapkan para kaum muda dapat lebih bertanggungjawab terhadap diri sendiri dan pasangan mereka ketika menghadapi topik terkait kehidupan seksual.

Sumber:

Nippon

The New York Times