Meski demi kebaikan, berbohong bukanlah ide yang baik, apalagi jika berbohong soal tingkat pendidikan di resume. Memang sih, berbohong untuk mencari pekerjaan itu terlihat menggoda, tapi harus tetap hati-hati lho, karena yang namanya berbohong, pada akhirnya tetap bisa ketahuan juga. Tak jarang ada seseorang yang tertangkap basah karena nyatanya tidak memiliki kualifikasi yang sesuai. Nah, baru-baru ini ada kejadian serupa lho di Jepang. Seorang pegawai di Kobe, Jepang dipecat dari jabatannya pada Jumat (14/8) lalu. Setelah diadakan sebuah investigasi, ditemukan bahwa pria berusia 48 tahun yang berkerja di biro saluran air ini memiliki gelar sarjana, namun mengatakan hal berbeda saat melamar pekerjaan dan mendapatkan jabatannya yang sekarang pada tahun 1996.
Jadi, apakah jika ia mengakui bahwa ia seorang sarjana, lulus S2, atau malah seorang professor, pasti dia bisa kembali mendapatkan pekerjaannya? Oh tidak. Karena nyatanya, pria Jepang ini bukan dipecat karena kualifikasinya di bawah rata-rata, tapi karena berbohong tentang tingkat pendidikannya yang di atas rata-rata. Ya, posisi yang ia lamar secara spesifik menyatakan bahwa lowongan itu dibuka untuk mereka dengan tingkat pendidikan maksimal SMA (di Jepang, pendidikan wajib memang hanya sampai SMP).
Pria itu mengaku bahwa saat ia melamar pekerjaan, ia tidak menyadari bahwa tingkat pendidikannya yang lebih tinggi akan menjadi masalah. Meskipun begitu, jika melihat sebuah insiden pada 2006 silam, di mana banyak karyawan di Kota Kobe yang ketahuan telah memalsukan informasi terkait pendidikannya, pria ini kembali memberikan “lulusan SMA” saat diminta untuk mengonfirmasi kembali resume miliknya. Namun, pada bulan Maret lalu, pemerintah kota menerima laporan tak bernama terkait tingkat pendidikan pria tersebut, karena itulah investigasi yang berujung pemecatan itu pun digelar.
Tentunya, kehilangan pekerjaan setelah 24 tahun berkarir bagi seseorang yang cukup baik dalam melakukan pekerjaannya selama ini (meski berbohong) rasanya tidak adil kan? Namun, nyatanya tidak sesederhana itu. Karena jika kamu berpikir, “Aku berbohong, tapi tak apa, karena pekerjaanku bagus,” itu akan mengurangi banyak poin dari departemen HR. Bagi mereka, pendidikan adalah hal utama meski memang biasanya akan dicari yang lebih tinggi tingkat pendidikannya. Namun, pekerjaan yang ia lamar tersebut memang khusus dibuat untuk menolong mereka yang tak mampu mendapat pendidikan lebih tinggi sehingga bisa bekerja untuk menghidupi diri sendiri dan keluarganya.
Intinya, memang lebih baik tetap jujur ya apapun keadaan dan tingkat pendidikanmu. Jangan sampai hal yang dialami pria Jepang di atas menimpamu ya!