Dalam sebuah langkah penting untuk mendukung pendidikan internasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jepang (MEXT) mengumumkan pada tanggal 27 Mei bahwa mereka akan meminta universitas-universitas di seluruh Jepang untuk mempertimbangkan menerima mahasiswa internasional yang tidak dapat melanjutkan studi mereka di Amerika Serikat karena perubahan kebijakan baru-baru ini.
Inisiatif ini muncul sebagai tanggapan atas keputusan mendadak pemerintahan Trump yang melarang Universitas Harvard untuk menerima mahasiswa asing, sebuah langkah yang telah memicu tantangan hukum dan keprihatinan yang meluas di kalangan komunitas akademis global.
Kementerian Pendidikan Jepang menekankan pentingnya memberikan dukungan kepada mahasiswa yang terkena dampak, dan mencatat bahwa larangan AS berpotensi meluas ke institusi lain, membuat banyak mahasiswa internasional berada dalam kondisi ketidakpastian.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah berencana untuk menguraikan langkah-langkah dukungan khusus di situs web Organisasi Layanan Mahasiswa Jepang dan membuat layanan konsultasi untuk siswa beasiswa yang mencari bimbingan.
Institusi-institusi terkemuka di Jepang, termasuk Universitas Tokyo, dilaporkan sedang mempertimbangkan rencana untuk mengakomodasi para mahasiswa yang terlantar ini, menawarkan mereka kesempatan untuk melanjutkan pendidikan tanpa gangguan yang berarti.
Perkembangan ini menggarisbawahi komitmen Jepang untuk membina kolaborasi akademik internasional dan memberikan perlindungan kepada siswa yang terkena dampak perubahan geopolitik.
Sumber: JIJI Press via Nippon