Berita Jepang | Japanesestation.com

Belajar di Sekolah Bahasa Jepang di Jepang merupakan gerbang paling mudah untuk membuka peluang tinggal  di Jepang. Dengan berbekal visa pelajar, para warga asing yang mencintai negeri Sakura ini akan pindah ke negeri impian mereka. Namun, Kementerian Kehakiman berencana untuk memperketat aturan untuk menjalankan sekolah berbahasa Jepang dari bulan Oktober mendatang. Ini merupakan upaya menutup celah para siswa asing yang bekerja di Jepang menggunakan visa pelajar.

Karena jumlah siswa luar negeri di negara Jepang melonjak, sistem saat ini membuka kesempatan para siswa untuk menjadi pekerja migran. Pemerintah ingin memastikan bahwa semua orang yang datang ke Jepang benar-benar untuk belajar. Kementerian berencana memperkenalkan seperangkat standar baru, termasuk mewajibkan sekolah berbahasa Jepang untuk menyediakan kelas sepanjang tahun, agar para siswa tidak bekerja lebih dari jam maksimum.

Tidak seperti universitas dan sekolah kejuruan, sekolah bahasa Jepang dapat didirikan tidak hanya oleh lembaga pendidikan terpadu tetapi juga perusahaan dan perorangan jika mereka memenuhi standar yang ditetapkan kementerian seperti jam pelajaran yang diberikan. Menurut kementerian dan sumber lainnya, ada 711 sekolah berbahasa Jepang di seluruh negeri pada Agustus, naik sekitar 80 persen dari 10 tahun yang lalu. Sekitar  78.000 siswa di sekolah berbahasa Jepang pada Mei 2017, tiga kali lipat dari angka lima tahun yang lalu.

Pelajar asing diperbolehkan bekerja 28 jam seminggu. Batas itu terbentur hingga delapan jam sehari selama periode liburan sekolah. Sementara itu, untuk mempertahankan visa pelajar bahasa jangka panjang, siswa harus memenuhi persyaratan kelas-waktu tertentu. Berdasarkan undang-undang saat ini satu kriterianya adalah penyelesaian setidaknya 760 pelajaran selama satu tahun (satu unit didefinisikan sebagai 45 menit instruksi di kelas).

Namun, beberapa sekolah juga menawarkan kursus intensif jangka pendek dengan jumlah jam kelas yang sangat tinggi setiap minggunya. Dengan mendaftar di program ini, beberapa siswa dapat memenuhi persyaratan tahunan 760 pelajaran mereka hanya dalam waktu enam bulan. Karena visa mereka aman, beberapa dari mereka akan bekerja delapan jam sehari sampai tahun berikutnya, yang berarti bahwa mereka pada dasarnya menghabiskan banyak waktu untuk bekerja dibandingkan belajar.

Kementerian memandang langkah tersebut sebagai masalah, sehingga akan menetapkan bahwa pelajaran tahunan harus diambil selama 35 minggu.

Sekitar 1.700 mahasiswa asing diakui telah melakukan overstay pada tahun 2016, 51 persen di antaranya merupakan mantan siswa sekolah bahasa Jepang.

(featured image: Akita International University)