Saat tahun baru dimulai, banyak orang Jepang berharap new normal segera berakhir dan segalanya bisa kembali normal seperti tahun-tahun sebelumnya, yaitu tahun-tahun indah sebelum pandemi.
Namun, kembali ke keadaan normal yang lama tidak secepat dan semudah membalik halaman di kalender, dan saat ini virus corona masih sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Jadi untuk mengisi kekosongan dan kerinduan masyarakat Jepang akan old normal dan rutinitas kerja yang selama ini mereka lakukan, sebuah survei terbaru oleh portal Internet Jepang Biglobe menanyakan pekerja Jepang, yang banyak di antaranya telah beralih ke telecommuting, tentang apa yang tidak mereka lewatkan tentang hari kerja lama mereka.
Secara khusus, survei tersebut menanyakan "Selama tahun 2020, apa yang Anda rasakan sebagai pemborosan waktu dan energi yang tidak ada gunanya tentang kultur kerja lama Anda?" Tanggapan dikumpulkan dari 1.000 orang berusia 20 hingga 69 tahun (dengan berbagai tanggapan), dan berikut adalah hasil teratasnya.
8. Ngobrol dengan teman kerja (7,4% responden)
Memang terkadang berbicara dengan teman kerja itu menyenangkan, tapi jika sudah masuk hal spesifik yang belum tentu kita pedulikan, seperti hubungan asmara, hewan peliharaan atau hal remeh lainnya, tentu membuang waktu kita dalam bekerja. Makanya, ini menjadi salah satu poin yang masuk dalam polling.
7. Pergi ke kantor klien (13% responden)
6. Business trip (14% responden)
5. "Kantorku" (secara general) (14.2% responden)
4. Dokumen berbasis kertas (20.7% responden)
3. Hanko (27.7% responden)
Dua hal ini sangat berkaitan. Karena orang Jepang tidak bisa lepas dari kertas. Sedikit fakta, untuk mengirimkan surat di Jepang tidak bisa dilakukan dari rumah. Jadi perlahan-lahan setelah pandemi ini, mereka mulai menyadari ternyata ada beberapa dokumen yang bisa dikirimkan dari rumah melalui daring.
Hal yang sama pun akhirnya berdampak pada Hanko. Stempel khusus ini jadi tidak ada gunanya sejak semua dokumen bisa dikirim daring. Perlahan, pekerja di Jepang mulai berubah mindsetnya akan hal-hal ini,
2. Pesta minum setelah kerja/nomikai (31.1% responden)
Kuncinya di sini adalah "terkait dengan pekerjaan". Beberapa orang Jepang benar-benar menikmati pergi keluar untuk minum bir dengan teman yang kebetulan bekerja dengan mereka. Tetapi ketika kamu berada di pub karena atasan mengundang semua orang dan mereka merasa tidak bisa menolak, hal itu dapat membuat pengalaman menjadi pahit yang tidak nyaman bagi istirahat yang mereka harapkan selepas kerja.
Dan yang menempati nomor satu adalah...
1. Transportasi dengan kereta (35.4% responden)
Tanah adalah hal yang sangat mahal di Jepang, dan meskipun perusahaan menanggung biaya sewa di distrik pusat kota yang terpusat, itu adalah kemewahan yang tidak mampu dimiliki sebagian besar pekerja. Perjalanan satu jam sekali jalan cukup normal bagi pekerja kantoran Jepang, dan jam tersebut biasanya dihabiskan sepenuhnya dengan berjalan kaki ke dan dari stasiun dan berdiri di kereta jam sibuk yang padat.
Bandingkan dengan bangun dari tempat tidur dan mungkin harus berjalan ke ruang tamu untuk menyalakan laptop. Wajar saja mengapa ini menjadi alasan dengan urutan teratas.
Nah itu dia delapan hal sia-sia yang akhirnya disadari oleh masyarakat Jepang setelah mengalami WFH. Kalau kamu, apa yang kamu sadari setelah WFH atau PJJ?