Berita Jepang | Japanesestation.com

Lantas, apakah ada langkah yang dilakukan untuk membantu para futoko? Jawabannya, ada.

Pertama, ada sebuah grup yang disebut Futoko wa Fuko Janai (Futoko Bukan Tidak Beruntung), sebuah grup yang membantu dan mendukung para futoko untuk kembali dapat beraktifitas ke sekolah. Mereka melakukan kegiatannya melalui berbagai even yang mendukung.

Tentunya, adanya grup seperti Futoko wa Fuko Janai sangat membantu kehidupan anak-anak malang ini.

"Teman berbicara dan persahabatan adalah dukungan terpenting bagi mereka. Anak-anak ini sebenarnya punya banyak hal yang ingin mereka katakan, dan berbicara membantu mereka mengungkapkan ketakutan di balik bullying yang mereka alami. Jika seseorang mengatakan ‘kamu jelek’, ‘kamu tidak berharga’ , atau ‘kenapa kamu harus ada di dunia ini?’ apa reaksimu? Bahkan, sempat ada seprang anak perempuan yang berkata padaku: ‘Pada akhirnya, aku percaya kalau hidupku berguna’,” ujar FR Marco Villa.  

Hal ini dibuktikan dengan seorang gadis futoko yang datang berbicara kepada Villa. Awalnya sangat sulit, gadis yang sudah menjadi futoko selama 4 tahun ini harus ditemani dan diajak bicara perlahan hingga lama kelamaan ia mulai terbiasa dan bisa kembali ke sekolah, lulus, lalu berkuliah di sebuah universitas.

Cara kedua, adalah dengan mendaftarkan anak ke sekolah bebas, seperti yang dilakukan oleh Yuta Ito, seorang futoko berusia 10 tahun yang menlak ke sekolah karena menjadi korban bullying. Setelah masuk ke sekolah Tamagawa Free School di Tokyo ini, ia merasa hidupnya lebih baik.

Nah apa sih sekolah bebas itu? Gerakan sekolah bebas adalah sebuah gerakan yang dibuat pada tahun 1980-an untuk menekan angka futoko. Sekolah ini merupakan alternatif yang beroperasi berdasarkan kebebasan dan individualitas. Mereka menerapkan sistem pendidikan alternatif dengan cara lain. Sekolah ini tidak mengharuskan murid-muridnya untuk mengenakan seragam dan bebas memilih aktivitas mereka sendiri, sesuai dengan perjanjian yang ditetapkan oleh sekolah, orang tua, dan sang anak. Anak-anak ini diberi dorongan untuk mengerjakan sesuatu sesuai skill dan ketertarikannya masing-masing.

Anak-anak Jepang Futoko japanesestation.com
Metode belajar di sekolah bebas yang unik (bbc.com)

Di sekolah ini, ada ruangan-ruangan dengan komputer yang digunakan untuk pelajaran matematika dan bahasa Jepang serta sebuah perpustakaan berisi buku dan manga. Atmosfer sekolah ini juga sangat informal, layaknya sebuah keluarga besar. Para siswa bertemu di sebuah ruangan umum untuk mengobrol dan bermain.

Anak-anak Jepang Futoko japanesestation.com
Perpustakaan sekolah bebas (bbc.com)

"Tujuan sekolah ini adalah untuk melatih kemampuan sosial anak,” kata Takashi Yoshikawa, kepala sekolah Tamagawa Free School.

Ya, sekolah ini berusaha untuk melatih kemampuan sosial anak melalui belajar, bermain game, dan berolahraga tanpa membuat anak merasa “salah” dengan dirinya sendiri. Dengan ini, diharapkan agar anak-anak dapat bertahan di masyarakat ke depannya.

Intinya, metode yang diiakukan baik oleh organisasi Futoko wa Fuko Janai dan sekolah bebas mengedepankan cara untuk membuat “teman” bagi para futoko sehingga mereka lebih terbuka dan nyaman serta tak merasa sendirian dan tertekan. Dengan adanya 2 metode ini, diharapkan jumlah futoko di Jepang akan semakin berkurang.

Sumber:

Asian News

BBC

Thesis Brittany Nicole Lozano