Diantara kesembilan korban mutilasi pada kasus pembunuhan di Kanagawa, Jepang, terdapat 3 gadis SMA dari beberapa perfektur berbeda yang berumur 15-17 tahun. Pembunuh diduga berencana membunuh 10 orang, namun beruntung salah satu wanita berhasil kabur dan membantu kasus pencarian salah satu korban.
Pada pagi hari di hari Halloween, polisi menemukan sebuah hal yang mengerikan di balik pintu depan apartemen pria yang mengaku sebagai pelaku kasus ini, Takahiro Shiraishi. Terdapat sembilan mayat yang terpotong-potong dengan 240 bagian tulang yang disimpan di kotak pendingin dan peralatan, serta ditaburi serbuk toilet kucing untuk menyembunyikan bukti.
Dia dicurigai telah memikat semua korban yang memiliki kecenderungan untuk melakukan bunuh diri melalui Twitter dengan mengatakan kepada mereka bahwa dia dapat membantu mereka dalam rencana mereka atau bahkan mati di samping mereka. Dia dilaporkan membunuh semua korbannya walaupun dia menyadari apa yang mereka inginkan hanyalah untuk berbicara bukanlah kematian.
Menurut Fuji TV, dia mengatakan bahwa, "Aku tidak memiliki tujuan untuk melakukan bunuh diri sama sekali. Sebenarnya seluruh korban pun tidak ada yang ingin mati."
Dia diduga menggantung korban setelah memberi mereka pil tidur dan alkohol atau mencekiknya sampai mereka pingsan. Polisi menduga dia akan terus melakukan kejahatannya apabila tidak ditangkap.
Seorang wanita berusia 20-an mengaku telah mengatur pertemuan dengan Shiraishi, sehari setelah dia akhirnya ditangkap. Mereka telah membahas berbagai hal mengenai bunuh diri melalui email dan telepon selama dua bulan. Wanita tersebut pernah bertanya mengenai suara erangan wanita yang terdengar ketika mereka berbicara melalui telepon, tapi Shiraishi menolak untuk menjawabnya.
Wanita tersebut berkata,
"Shiraishi memberikan saya dua pilihan. Pertama, dia akan memberikan saya obat tidur yang telah dilarutkan dalam minuman lalu menggantung saya menggunakan tali. Pilihan kedua adalah dia akan mencekik saya menggunakan tali dari belakang pada saat menonton TV. Jika saya bertemu dengannya akhir Oktober kemarin, mungkin saya akan ditemukan sebagai salah satu korban mutilasi. Saya beruntung namun sekarang saya merasa takut."
Tersangka mengaku membunuh korban pertama di apartemennya pada akhir Agustus, beberapa hari setelah kepindahannya pada tanggal 22 Agustus. Shiraishi menambahkan bahwa dia meminta wanita tersebut untuk mentransfer uang sebanyak 500.000 yen ke rekening banknya terlebih dahulu. Dia mengatakan bahwa uang itu akan digunakan untuk menutupi biaya pindah rumah. Polisi menduga Shiraishi menyewa ruangan tersebut untuk melakukan pembunuhan. Seorang wanita yang berhasil lolos dari kasus pembunuhan berantai ini mengatakan kepada Kyodo News bahwa tersangka telah menuntut semua asetnya sebagai ganti biaya pembunuhan.
Polisi menyimpulkan bahwa Shiraishi memiliki tujuan untuk mendapatkan uang secara mudah dari hasil pembunuhan tersebut.
Berikut adalah daftar dari kesembilan korban mutilasi :
- Wanita 21 tahun asal Kanagawa dibunuh sekitar tanggal 20 Agustus.
- Gadis SMA 15 tahun asal Gunma dibunuh sekitar tanggal 28 Agustus.
- Pria 20 tahun asal Kanagawa dibunuh sekitar tanggal 29 Agustus.
- Mahasiswa Wanita 19 tahun asal Saitama dibunuh sekitar tanggal 15 September.
- Gadis SMA 17 tahun asal Fukushima dibunuh sekitar 27 September.
- Gadis SMA 17 tahun asal Saitama dibunuh sekitar 30 September.
- Wanita 26 tahun asal Saitama dibunuh sekitar akhir bulan September.
- Pekerja Part Time 25 tahun asal Kanagawa dibunuh sekitar 18 Oktober.
- Wanita 23 tahun bernama Aiko Tamura asal Hachioji Tokyo dibunuh pada tanggal 23 Oktober.