Berita Jepang | Japanesestation.com

Kopi kaleng ditemukan di Jepang pada tahun 1960-an dan dipandang sebagai cara yang praktis dan nyaman untuk memulai hari. Ueshima Coffee Co. dianggap sebagai salah satu pelopor gerakan kopi kaleng. Produk kopi kaleng pertama mereka dengan tambahan susu dirilis pada tahun 1969 dan sejak itu, UCC bersama banyak perusahaan Jepang lainnya telah menemukan cara baru untuk berinovasi pada produk mereka, baik itu dengan menambahkan susu dan perasa, atau membuat pilihan kopi panas di vending machine.

Tetapi sebelum UCC, situs web resmi pemerintahan prefektur Shimane, Jepang, mengklaim bahwa kopi kaleng pertama di dunia adalah Mira Coffee, yang muncul di Shimane pada tahun 1965, tetapi tidak bertahan lama. Yang lebih penting dari perkembangan budaya kopi kaleng di Jepang mungkin adalah pengenalan vending machine yang bisa membuat minuman kaleng dingin dan panas oleh Pokka Coffee pada tahun 1973.

Kopi Kaleng
Merek dan jenis kopi kaleng yang populer di Jepang (japantrends.com)

“Budaya kopi Jepang bukanlah hal baru,” kata Keishi Fukata, manajer dari perusahaan kopi kaleng besar, BOSS Coffee. Bahkan pada tahun 1930-an, Fukata menyebutkan bahwa ada lebih dari 10.000 kafe kopi di Tokyo saja. “Kafe-kafe di Jepang memiliki tujuan yang sama seperti yang mereka lakukan di barat, yaitu sebagai rumah pertemuan dan tempat budaya.”

“Apa pun gaya hidup yang kita miliki, kopi selalu ada untuk kita,” tambah Yuki Izumi, yang menjalankan program kopi di Hi-Collar Kota New York, sebuah kedai kopi Jepang. Izumi mengakui bahwa ia lebih senang mengkonsumsi kopi kalengan daripada pergi ke kedai kopi ketika ia masih menjadi mahasiswa. Pilihan favoritnya adalah kopi panas dari vending machine, di mana ia akan menghangatkan tangannya di kaleng yang mengepul saat ia menunggu kereta.

Canned Coffee
Canned Coffee (tokyotreat.com)

Dengan munculnya wilayah metropolitan di Jepang, dan budaya kerja yang serba cepat, waktu menjadi segalanya, dan minum kopi di kafe tidak bisa lagi dianggap sebagai kegiatan harian. Orang-orang lebih memilih mampir ke toko swalayan atau konbini untuk menikmati sekaleng kopi. Tetapi yang lebih praktis adalah membelinya di vending machine.

Budaya kopi di Jepang juga diperhatikan oleh antropolog Merry White, dan dicatat dalam bukunya, Coffee Life in Japan. Ia menulis bahwa, “Konsumsi kopi bersifat luas, tidak seperti matcha atau upacara minum teh. Hal ini juga berkembang cepat.” Untuk komuter yang sibuk, kopi kaleng menjadi metode ideal untuk mendapatkan kafein yang dibutuhkan, tanpa mengorbankan waktu.

Orang yang sedang menggunakan vending machine di Jepang. (tsunagujapan.com)

Seiring popularitas kopi kaleng meningkat, perusahaan minuman berseru untuk membuat versi mereka sendiri. BOSS Coffee, yang diluncurkan pada tahun 1992, dimiliki oleh Suntory, perusahaan minuman global. Kirin, merek Jepang yang terkenal dengan birnya, juga memproduksi kopi kaleng versi mereka sendiri.

Jepang memimpin dalam penjualan kopi siap minum di seluruh dunia, dengan AS mengikuti di posisi kedua. Menurut Japan Times, industri kopi kaleng bernilai 739 miliar yen pada tahun 2013. Mengingat harga sekaleng berkisar antara 90 hingga 150 yen, dengan porsinya yang besar, ini adalah alternatif yang jauh lebih murah dibandingkan membeli latte di Starbucks Jepang.

Sumber: Japan Trends, Thrillist, Wikipedia