Berita Jepang | Japanesestation.com

Untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir, Kementrian Keuangan Jepang dan Bank of Japan telah menerbitkan uang kertas baru pada tanggal 3 Juli 2024 dalam upaya untuk memerangi uang palsu. Namun, yang menjadi masalah adalah uang tersebut mungkin tidak dapat diterima di semua tempat

Jika kamu pernah atau sedang berada di Jepang, tentu sudah tidak asing lagi dengan mesin penjual otomatis, yang menawarkan segala sesuatu mulai dari kopi panas dan sup kaldu ikan. 

Menurut Nikkei Compass, sebuah basis data untuk laporan industri, Jepang memiliki sekitar 4,1 juta mesin penjual otomatis. Itu artinya satu mesin penjual otomatis untuk setiap 31 orang, yang mana merupakan jumlah mesin penjual otomatis per kapita terbanyak di dunia.

Meskipun beberapa mesin sudah menggunakan pembayaran dengan kartu, mesin penjual otomatis yang masih retro mungkin tidak menerima uang kertas yang baru saja diterbitkan.

Asosiasi Produsen Mesin Penjual Otomatis Jepang baru-baru ini mengatakan bahwa hampir 80% dari mesin penjual otomatis di Jepang akan membutuhkan upgrade untuk menerima uang kertas baru, demikian dilaporkan Reuters. Banyak mesin restoran dan mesin tiket parkir juga perlu diperbarui.

Inilah sebabnya mengapa penerbitan uang kertas baru telah membuat banyak orang gelisah. Banyak mesin penjual otomatis yang ada di Jepang sekarang akan menjadi usang, entah harus diganti sepenuhnya atau membutuhkan upgrade yang serius juga membutuhkan biaya. Mesin-mesin penjual otomatis retro di Jepang tidak dirancang untuk memproses uang kertas baru, yang memiliki spesifikasi teknologi tinggi untuk membantu menentukan keasliannya.

Menurut laporan majalah Fortune, banyak mesin penjual otomatis bahkan tidak dapat menerima koin 500 yen baru yang telah diperkenalkan pada tahun 2021. 

Biaya untuk meng-upgrade mesin-mesin ini harus ditanggung sendiri oleh perusahaan. New York Times melaporkan bahwa pembelian mesin baru dapat menelan biaya hingga $19.000, sebuah beban untuk bisnis kecil yang sudah bergulat dengan inflasi dan biaya operasional yang tinggi.

Dilansir melalui Indian Express, ini bukan pertama kalinya Jepang menghadapi masalah ini. Pada tahun 2004, terakhir kali uang kertas Jepang diperbarui, permintaan akan mesin penjual otomatis yang baru dan kompatibel sangat tinggi sehingga produsen mesin penjual otomatis seperti Glory mengalami peningkatan laba bersih hingga tiga kali lipat.

Namun, para pembuat kebijakan mengatakan bahwa ini adalah langkah yang diperlukan untuk mencegah pemalsuan. "Saya berharap mereka (uang kertas baru) akan disukai oleh masyarakat Jepang sekaligus menambah percikan pada perekonomian," ujar Perdana Menteri Fumio Kishida dalam sebuah upacara di Bank of Japan pada tanggal 3 Juli.