Jepang memiliki banyak etika khusus yang mungkin tidak akan kamu temukan di negara lain, seperti etika dalam kereta, atau etika saat berbelanja. Begitu pun dengan restoran Jepang, mereka juga punya etika dan tradisi sendiri. Namun, sebagai turis yang belum terlalu akrab dengan budaya Jepang, tidak aneh kan jika mereka membuat beberapa kesalahan saat makan di restoran Jepang? Nah, berikut ini ada 8 kesalahan umum yang sering dilakukan turis saat makan di restoran Jepang!
1. Memberi Tip
Tidak hanya di restoran, hal ini juga berlaku untuk layanan lain di Jepang, mseki memang restoran dan bar lah yang paling umum. Memberi tip pada seorang pelayan atau bartender itu tidak diperlukan karena kultur Jepang menekanlan kerja keras, menghargai, dan keadilan. Karena itu, memberi tip dapat membuat mereka canggung. Bukan Cuma itu, memberi tip bisa membuat mereka mengira kalau layanan mereka kurang baik lho. Tidak mau kan membuat para pelayan tersinggung? Jadi, tidak perlu memberi tip ya kalau ke Jepang!
2. “Mengapa Aku Harus Melepas Sepatuku?”
Izakaya biasanya dijadikan spot para salaryman untuk minum-minum dan makan setelah bekerja sepanjang hari di kantor mereka. Nah, izakaya punya aturan unik lho.
Hampir semua izakaya menerapkan peraturan tradisional melepas sepatu. Di beberapa izakaya, kamu wajib melepas sepatumu sebelum memasuki bangunan (sangat umum di izakaya keluarga tradisional meski tidak umum di kedai minuman), sedangkan di izakaya lain, kamu akan diminta untuk melepasnya di genkan.
Di beberapa pub yang lebih tradisional, para pegawainya akan menaruh sepatumu di loker penyimpanan yang bisa diambil kembali setelah kamu keluar. Sementara di izakaya yang lebih kasual, biasanya kamu akan diberi loker sendiri. Jangan lupa mengambil kuncinya ya!
3. Makanan Tak Akan Datang Bersamaan
Di restoran Jepang, kamu akan mendapat makananmu sesaat setelah masakanmu selesai dimasak. Artinya, jika seseorang memesan makanan ringan atau sesuatu yang bisa dimasak dengan cepat, mereka akan mendapatkannya lebih dulu. Jadi, jika kamu makan bersama orang lain, tidak aneh jika beberapa orang sudah selesai makan sementara orang lain bahkan belum memulainya. Mungkin terlihat tidak sopan, namun metode masak-sajikan ini memastikan makanan yang dimasak tidak kehilangan nutrisinya. Jadi, makanan yang kamu dapatkan masih sangat segar dan menyehatkan!
4. Otoshi itu Tidak Gratis
Bosan menunggu pesananmu datang? Nikmati saja otoshi yang diberikan!
Otishi, yang juga dikenal sebagai tsukidashi di area barat Kansai ini adalah camilan yang akan ditempatkan di mejamu saat kamu memesan minuman alcohol di sebuah izakaya. Mungkin kamu berpikir kalau camilan ini gratis, namun nyatanya, kamu harus membayar sekitar 400-700 yen.
Mengapa? Ternyata, hal ini disebabkan karena orang Jepang percaya bahwa biasanya makanan dan minuman itu dinikmati bersamaan. Dan sambil menunggu pesanan datang, otoshi membuatmu dapat menikmati makananmu bersama dengan minuman pesananmu.
Nah, bagian terbaik dari otoshi adalah kamu tidak tahu pasti otoshi apa yang diberikan. Beberapa otoshi merupakan daging atau sayuran rebus, acar timun, salad tradisional, potongan ikan panggang, dan mie. Cukup terjangkau kan?
5. Habiskan Makananmu!
Orang Jepang menganggap orang yang menyisakan makanan itu tidak sopan, apalagi jika orang tersebut memesan makanan lain padahal makanan yang ada pun belum habis. Karena itu, porsi makanan di Jepang tidak banyak, agar tidak terbuang percuma.
6. Porsi Makanan Fast Food Jepang itu “Mini”
Jangan kaget jika porsi makanan di fast food Jepang sangat sedikit ya! Hal ini dilakukan agar semua orang dapat menghabiskan makanan mereka tanpa sisa. Namun tenang saja, sebagai gantinya, fast food Jepang menyediakan menu kreatif yang tidak bisa kamu temukan di negara lain. McDonald’s misalnya, mereka punya menu unik seoerti teriyaki burger, chocolate fries, cheesecake McFlurry, dan shrimp fillet burger.
7. Buffet dan Tabehoudai Itu Berbeda!
Buat yang hobi makan, tabehoudai (makan sepuasnya) bisa memuaskanmu. Nah, tidak seperti buffet tradisional, tabehoudai memberimu batas waktu untuk makan, biasanya sekitar 90 hingga 120 menit. Mayoritas tabehoudai juga menyajikan makanan tertentu, seperti salad, daging, sushi dan makanan internasional. Cara penyajiannya juga bisa berbeda tergantung restoran, bisa melayani diri sendiri atau memesan makanannya untuk diantar ke mejamu.
Beberapa restoran regular juga menyediakan opsi all-you-can-eat lho. Jadi, kamu bisa mengatakan “tabehoudai ga arimasu ka?” pada pelaya. Beberapa tempat bahkan memberi mini-barbecue lho!
8. Jangan Makan Sambil Berjalan
Makan dan minum di tempat umum (termasuk dalam transportasi publik) dianggap tidak sopan di Jepang. Karena itu, makan sambil berjalan pun tidak diperbolehkan. Tapi, ada pengecualian lho. Kamu bisa memakan makananmu di bangku di tempat yang sepi, di dekat vending machine, atau di beberapa taman. Dan tentu saja, aturan ini tak berlaku pada saat festival atau di meja yatai!
Sekarang tahu kan bagaimana seharusnya berlaku di restoran Jepang? Jangan sampai salah lagi ya!