4. Bahasa Inggris Tidak Diperlukan Masyarakat Jepang
Di sejumlah tempat di area Kanto dan Kansai yang sering dikunjungi wisatawan asing, mungkin banyak kesempatan untuk berbicara dengan orang asing, tapi tidak bagi area-area lain yang terpencil.
Sebenarnya, Jepang terus mengembangkan pengaruh budaya dan bahasa negara barat ke dalam budaya mereka. Hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek di Jepang, misalnya di tanda penunjuk bertuliskan bahasa Inggris di stasiun, jalanan, iklan, desain baju, dan masih banyak lagi. Sepintas memang tidak ada yang salah, tapi ternyata banyak sekali kesalahan lho.
Selain itu, Jepang juga homogen, dengan sebagian besar populasinya merupakan orang Jepang asli. Jadi, mereka berpikir kalau bahasa Inggris tidak diperlukan, meski kini sudah banyak orang-orang dari luar negeri datang dan menetap di sana.
5. Katakana Bikin Orang Jepang Tak Mau Belajar Bahasa Inggris
Sejak dulu, Jepang dikenal jago dalam mengambil konsep dari luar negeri dan menjadikannya kreasi asli bahasa Jepang. Misalnya, omelette yang disulap menjadi "omurice", dan terciptanya katakana, yang berasal dari kata serapan bahasa asing. Uniknya, kata serapan yang mereka gunakan sedikit berbeda, misalnya, "application/aplikasi" yang diterjemahkan menjadi "apuli", atau "air conditioner" menjadi "eacon." Kata-kata ini ditulis dengan katakana. Dari sinilah masalahnya.
Salah satu contohnya adalah layanan subscription dari Spotify. Orang-orang Jepang menyebut layanan ini dengan "sabusuku". Nah, biasanya, orang Jepang tidak tahu dan tidak mau tahu tentang a[a sebenarnya arti dari kata asal "sabusuku" ini. Kebanyakan dari mereka hanya menggunakannya karena kata ini lebih mudah diucapkan.
Hadirnya katakana juga membuat kata dalam bahasa inggris yang memiliki pengucapan serupa sulit dibedakan oleh orang Jepang, misalnya kata "light/cahaya", dan "right/kanan/benar." Keduanya bisa ditulis dengan menggunakan katakana yang sama serta pengucapan yang sama. Bikin mereka tambah bingung,
6. Jepang Memiliki "Wasei Eigo", Bahasa Inggris Versi Jepang
"Wasei eigo", atau kata bahasa Inggris buatan Jepang adalah faktor lain yang meghalangi berkembangnya kemampuan berbahasa Inggris orang Jepang. Kata-kata ini bahkan tidak ada dalam bahasa Inggris, namun dibuat sesuai dengan kebutuhan linguistik orang Jepang. Misalnya "charm point" untuk "fitur terbaik", dan "skinship" untuk "kontak fisik." Dengan membuat kata baru dari kata inilah yang bikin bahasa Inggris orang Jepang tidak berkembang.
Ada lagi nih contohnya, "imechen" (singkatan dari image change). Kata ini digunakan saat seseorang ingin mengubah total penampilannya. Tapi, kata ini tidak akan dimengerti oleh orang yang mampu berbicara bahasa Inggris.
Orang Jepang menggunakan kata-kata ini sehari-harinya dengan berpikir kalau kata-kata ini digunakan dengan arti yang sama dalam bahasa Inggris. Mereka juga menggunakannya dalam percakapan sehari-hari di internet atau media. Namun, tanpa mereka ketahui, hal ini malah memperluas jarak antara orang Jepang dan orang yang menggunakan bahasa Inggris.
Nah, itulah 6 faktor yang bikin orang Jepang susah dan tidak pandai berbahasa Inggris. Jadi, daripada miskom, gunakan kalimat sederhana ini ya ketika liburan ke Jepang nanti!