Krayon Merah merupakan sebuah cerita menyedihkan dan menakutkan mengenai pasangan muda yang membeli rumah lengkap dengan misteri yang belum terpecahkan di dalamnya. Cerita ini merupakan salah satu urban legend terkenal di Jepang.
Sepasang suami-istri yang baru saja pulang dari bulan madunya memutuskan untuk membeli sebuah rumah. Pasangan tersebut sangat bahagia karena mereka mendapatkan rumah yang sangat murah dengan lingkungan yang bagus, dekat dengan kota dan juga hanya beberapa langkah ke pusat perbelanjaan.
Suatu hari, suaminya menemukan sebuah krayon merah yang tergeletak di lantai lorong rumah mereka. Pasangan tersebut tidak memiliki anak, sehingga sang suami pun bingung darimana krayon itu berasal.
"Mungkin krayon ini milik pemilik sebelumnya yang ketinggalan." katanya sambil membuang krayon merah tersebut ke tempat sampah.
Hari selanjutnya, sang suami baru saja pulang dari kantor dan menemukan krayon merah lain yang tergeletak persis di tempat yang sama seperti sebelumnya. Dia sangat kebingungan dan akhirnya bertanya kepada istrinya.
Wajah sang istri mendadak pucat ketika suaminya menunjukan krayon tersebut kepadanya. Dia berkata bahwa dia selalu menemukan krayon merah yang tergeletak di lantai setiap hari semenjak mereka pindah ke rumah tersebut. Krayon itu selalu berada di tempat yang sama, di ujung lorong.
Sang suami berdiri di lorong dan bertanya-tanya tentang fenomena aneh ini. Saat dia memperhatikan lorong tersebut, dia melihat sesuatu yang tidak beres dimana lorong tersebut lebih pendek daripada seharusnya. Dia mengetuk dinding di ujung lorong dan mendengar suara aneh. Penasaran, ia mulai mengelupas wallpaper tersebut, meskipun diprotes istrinya.
Dibalik wallpaper tersebut mereka menemukan sepasang pintu geser. Seolah-olah ada seseorang yang menyembunyikan pintu masuk tersebut. Sang suami menyadari bahwa pintu tersebut telah dipaku dan tertutup. Masih dengan rasa penasarannya, sang suami memutuskan untuk mengambil kotak peralatannya untuk mencongkel paku yang menutupi pintu tersebut satu persatu. Setelah mencabut paku yang terakhir, dia perlahan membuka pintu dan menemukan sebuah ruang kecil tersembunyi di dalamnya.
Ketika mereka melihat ke dalamnya, mereka melihat dinding putih yang penuh dengan tulisan yang ditulis menggunakan krayon merah. Berkali-kali tulisan tersebut mengatakan, "Ibu maafkan aku! Biarkan aku keluar.... Ibu maafkan aku! Biarkan aku keluar.... Ibu maafkan aku! Biarkan aku keluar.... Ibu maafkan aku! Biarkan aku keluar...."
(featured image : Youtube)