Hutan Aokigahara terletak di samping Gunung Fuji. Hutan yang sangat lebat dan luas ini terkenal sebagai hutan bunuh diri di Jepang karena banyaknya pengunjung yang datang kesini untuk melakukan bunuh diri. Ada banyak fakta mengerikan dari hutan ini dan bunuh diri di Jepang yang perlu kamu ketahui. Berikut adalah fakta-faktanya.
1. Aokigahara Adalah Destinasi Bunuh Diri Paling Populer di Dunia
Statik tingkat bunuh diri di hutan Aokigahara tidak dapat diprediksi. Penyebab terbesarnya adalah karena hutannya yang terlalu lebat hingga banyak mayat yang tidak bisa ditemukan sampai bertahun-tahun, bahkan bisa tidak pernah ditemukan. Diperkirakan ada 100 orang per tahun yang bunuh diri di Aokigahara.
2. Jepang Memiliki Tradisi Bunuh Diri yang Panjang
Seppuku, adalah tradisi bunuh diri Samurai yang dianggap terhormat. Meskipun tradisi ini sudah tidak dipraktekkan lagi, tapi hal ini meninggalkan bekas. “Sisa-sisa tradisi seppuku masih bisa dilihat hari ini, di mana bunuh diri dipandang sebagai cara untuk mengambil tanggung jawab.” Kata Yoshinori Cho, penulis buku "Why Do People Commit Suicide?".
3. Jepang Memiliki Angka Bunuh Diri Tertinggi di Dunia
Krisis finansial di Jepang pada tahun 2008 menyebabkan 2,645 total kasus bunuh diri tercatat pada Januari 2009, meningkat 15 persen dari tahun sebelumnya. Kesehatan mental, masalah keluarga, masalah finansial, dan kehilangan pekerjaan menjadi penyebab terbesarnya.
4. Percobaan Pencegahan Bunuh Diri di Jepang
Karena tingkat bunuh diri yang tinggi, pemerintah Jepang berencana melakukan aksi pencegahan yang bertujuan untuk mengurangi angka tersebut sebesar 20 persen dalam beberapa tahun ke depan. Bagian dari aksi pencegahan tersebut termasuk memasang kamera keamanan di pintu masuk hutan Aokigahara dan meningkatkan patroli, juga memasang rambu-rambu di jalan setapak Aokigahara yang bertuliskan “Pikirkan baik-baik tentang anak-anak dan keluarga anda”, atau “hHdup anda adalah hadiah berharga pemberian orangtua”.
5. Aokigahara Menyeramkan Secara Alami
Selain karena reputasinya sebagai hutan bunuh diri, Aokigahara memang memiliki suasana menyeramkan secara alami. Pohon-pohon tinggi yang rapat, tanah yang tidak rata dan penuh lubang, dan banyaknya goa. Tetapi yang paling mengerikan adalah suasana sepi dan sunyi, membuat orang yang datang berhalusinasi tentang hal-hal menyeramkan.
6. Gantung Diri Adalah Cara Paling Populer Untuk Bunuh Diri di Aokigahara
Di peringkat kedua adalah keracunan, seringkali karena overdosis obat.
7. Novel yang Mempopulerkan Tradisi Menyeramkan
Pada tahun 1960, seorang sastrawan bernama Seichou Matsumoto, menulis novel tragis berjudul Kuroi Jukai. Novel ini bercerita tentang seorang kekasih yang patah hati lalu pergi ke hutan untuk mengakhiri hidupnya. Cerita romantis yang tragis ini telah membuktikan pengaruh yang seram terhadap budaya Jepang. Novel ini menjadi buku panduan bunuh diri lengkap, yang menjuluki Aokigahara sebagai “tempat yang sempurna untuk mati”. Novel ini sering kali ditemukan di antara barang-barang yang ditinggalkan pengunjung yang bunuh diri di Aokigahara.
8. Cerita Menyeramkan Selain Bunuh Diri
Ubasute, diterjemahkan secara kasar sebagai “meninggalkan wanita tua”, adalah sebuah praktik mengerikan di zaman dahulu pada saat masa kelaparan dan putus asa, di mana sebuah keluarga terpaksa harus mengurangi jumlah mulut untuk diberi makan. Keluarga tersebut akan mengantar anggota yang sudah lansia ke gunung atau lokasi terpencil lainnya untuk dibiarkan meninggal. Beberapa orang menganggap kalau hal ini hanyalah cerita rakyat yang menyeramkan, tapi hal ini telah lama menjadi bagian dari cerita di Aokigahara.
9. Hutan Berhantu
Beberapa orang percaya bahwa hantu atau yurei dari roh-roh korban praktik ubasute dan para korban bunuh diri berusaha memikat pengunjung yang sedang sedih dan kehilangan arah untuk melakukan bunuh diri.
10. Pencarian Telah Dikerahkan Sejak 1970
Ada banyak sukarelawan yang berpatroli di sekitar Aokigahara, bukan bertujuan untuk menyelamatkan orang, melainkan menyelamatkan mayat mereka untuk diberikan pemakaman yang layak.
11. Berkemah Untuk Meyakinkan Diri
Berkemah diperbolehkan di area hutan Aokigahara agar pengunjung yang ingin bunuh diri bisa berpikir lebih panjang atas keputusan mereka. Kebanyakan pengunjung yang membawa tenda membatalkan keputusan bunuh diri mereka. Beberapa ada yang berkemah sampai berhari-hari, berdebat dengan diri mereka sendiri. Jika beruntung, mereka akan bertemu dengan relawan yang sedang berpatroli, berbicara dengan mereka, meyakinkan mereka untuk meninggalkan Aokigahara.
12. Menggunakan Pita Perekat Sebagai Jejak
Pengunjung Aokigahara yang memutuskan untuk bunuh diri biasanya menandai jalan mereka dengan pita perekat atau solasi berwarna terang, dililitkan dari pohon ke pohon. Tujuannya agar mayat mereka bisa dengan mudah ditemukan oleh relawan yang sedang berpatroli, atau mereka tidak akan tersesat di jalan pulang setelah memutuskan untuk tidak melakukan bunuh diri.
13. Tidak Bisa Memanggil Bantuan
Tanah di Aokigahara kaya dengan besi magnet. Sinyal ponsel, GPS, dan bahkan kompas sekalipun tidak akan berguna disini. Inilah kenapa pengunjung biasanya menggunakan pita perekat sebagai penanda jalan mereka. Tapi ternyata banyak juga masyarakat yang berpikir bahwa fenomena tersebut adalah bukti dari hantu dan kegelapan yang ada di hutan ini.