Berita Jepang | Japanesestation.com

Kyoto merupakan salah satu kota di Jepang yang terkenal dengan tradisinya yang begitu kental, tidak aneh jika di Kyoto kita selalu menjumpai kuil-kuil di setiap sudutnya hingga para wanita yang dapat menghibur tamu yang datang atau biasa disebut Geisha. Tidak aneh jika Kyoto merupakan salah satu tujuan utama para wisatawan yang berkunjung ke Jepang.

Kebudayaan, sopan santun dan tata krama, gaya bicara yang halus dengan aksen Kyoto yang membuat masyarakatnya bangga dengan kota Kyoto. Bahkan banyak wanita yang bukan orang Kyoto yang sengaja memakai aksen Kyoto atau Kyotoben (京都弁) dengan maksud untuk menarik perhatian dari kaum pria.

Selain itu, ada keunikan dari masyarakat Kyoto yang harus diketahui, yaitu tentang tata krama dalam bertamu atau berkunjung. Tentunya senang ya, apabila kita menerima tamu yang datang ke rumah, tapi terkadang karena tuan rumah ada keperluan lain, atau tamunya memang sudah terlalu lama berkunjung,  sangatlah tidak enak untuk mengatakan kalau sang tamu diharapkan untuk segera pulang.

Dalam menyikapinya, masyarakat Kyoto tidak menggunakan kata-kata untuk mengingatkan tamunya itu, tapi dengan suatu perlakuan khusus yang sangat unik, yaitu menawarkan untuk menambah atau menuangkan kembali minuman ke dalam gelas sang tamu yang sudah kosong.

1388109460291152220

お茶のお代わりお持ちしましょうか?(ocha no okawari omochishimashouka?) yang artinya, ocha-nya saya tambahkan lagi ya!

Itu menandakan, kalian harus segera pergi dari rumah itu.

Bisa dibayangkan kalau sang tamu tidak mengerti apa yang dimaksud sang tuan rumah (bukan orang Kyoto) atau malah berkata, "Hai, onegai shimasu!"

Hmmm, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi. :)

Tradisi ini bukan hanya ketika bertamu ke rumah orang saja lho, tapi juga dalam rumah-rumah makan, kalau memang sudah mau tutup warungnya, siap-siap mental kita akan ditawarkan untuk menambah minuman lagi

Ya, begitulah tradisi di Kyoto ketika sang tuan rumah berharap tamunya untuk segera pulang, pengusiran secara haluslah yang dilakukan sebagai usaha terakhir.

Source: luar-negeri.kompasiana.com