Berita Jepang | Japanesestation.com

Olimpiade Tokyo "dikutuk", begitu ungkap Taro Aso, mantan perdana menteri Jepang. Kekhawatiran pemerintah dan masyarakat Jepang terhadap keberlangsungan Olimpiade Tokyo benar-benar terus berlanjut. Pada awal minggu ini, kepala deputi Komite Olimpiade Jepang dikabarkan positif terkenal virus corona (COVID-19), sehingga masyarakat semakin meragukan Olimpiade. Dilansir dari Kyodo News, Aso yang sekarang menjabat sebagai wakil perdana menteri menyatakan pada Rabu (18/03/2020) bahwa Olimpiade Jepang adalah "kutukan" Olimpiade terjadi per 40 tahun sekali.

Olimpiade Tokyo
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso mengungkapkan bahwa Olimpiade Tokyo "dikutuk" (japantoday.com)
Pada rapat Komite Urusan Keuangan, Taro Aso yang merangkap sebagai menteri keungan Jepang ini menyatakan bahwa Olimpiade Tokyo "dikutuk" adalah keadaan yang luar biasa seperti tahun 1940, di mana Olimpiade dibatalkan karena ekspansi perang Jepang dengan Cina. Kemudian tahun 1980 pun Olimpiade di Moskow diboikot banyak negara Barat dan Jepang sebagai protes terhadap invasi Uni Soviet ke Afganistan tahun sebelumnya.

Di tengah meningkatnya spekulasi bahwa Olimpiade mungkin perlu ditunda dan dibatalkan karena pandemi virus corona, tentunya pernyataan Taro Aso menimbulkan kejengkelan. Hal ini dapat memicu kecaman dari para atlet serta orang-orang yang terlibat dalam persiapan Olimpiade pada musim panas nanti.

Terkait dengan kekhawatiran terhadap risiko infeksi virus corona selama Olimpiade, Aso berkata, "Ini adalah keputusan yang cukup sulit, mengingat (adanya) penonton."

"Dengan (Jepang) mampu menjadi tuan rumah Olimpiade, ini akan menggerakkan orang-orang. Sangat diharapkan (untuk Olimpiade) diadakan secara damai," kata Aso, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Olimpiade tahun ini dijadwalkan berlangsung mulai 24 Juli hingga 9 Agustus, dan Paralimpiade dari 25 Agustus hingga 6 September.