Pada hari Selasa (28/5), pemerintah mengatakan bahwa Jepang akan bekerja sama dengan otoritas investigasi asing untuk mencegah pembajakan anime dan manga Jepang di internet. Ini dilakukan karena situs web di luar negeri yang menyimpan konten media tersebut masih sulit untuk ditindak.
Mengutip dari Kyodo, pemerintah juga menyebut akan mempercepat penghapusan konten bajakan dan pemblokiran koneksi ke situs-situs tersebut melalui kerja sama dengan perusahaan-perusahaan teknologi besar yang menyediakan infrastruktur digital atau platform untuk penjualan produk dan layanan.
Langkah-langkah terbaru ini akan dimasukkan ke dalam strategi kekayaan intelektual pemerintah yang akan disusun pada awal Juni. Langkah ini dilakukan karena penulis serial manga populer seperti One Piece dan Jujutsu Kaisen telah menghadapi perkiraan kerugian yang sangat besar dari adanya pembajakan.
Pemerintah mengharapkan bahwa melalui kerja sama yang lebih baik dengan otoritas investigasi luar negeri, mereka dapat memahami situasi pelanggaran hak cipta di luar negeri dan mungkin menghukum para pelaku yang melarikan diri dari Jepang setelah menyalahgunakan hak cipta.
Pembajakan Manga Menurun di Jepang, Namun Meningkat Secara Internasional
Dilansir melalui Nikkei, tren pembajakan manga di Jepang mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh keberhasilan deteksi dan penguatan upaya dari pihak penerbit. Berbanding terbalik dengan yang terjadi di dalam negeri, tren pembajakan pada situs web luar negeri justru semakin meningkat.
Kebijakan Jepang yang tidak menoleransi pembajakan telah membuat pembajakan manga domestik turun hampir dua pertiga, dari 1,019 triliun yen pada tahun 2021 menjadi 381,8 miliar yen pada tahun 2023.
Pada Bulan April lalu saja, sebuah situs pembajakan manga terbesar di Jepang, Mangamura, telah dipaksa untuk membayar biaya ganti rugi terbesar dalam sejarah negara tersebut.
Mangamura [ertama kali diluncurkan pada Februari 2016 dan pada puncaknya memiliki lebih dari 537 juta akses, 70.000 volume manga, dan menyebabkan perkiraan kerugian sebesar 320 miliar yen pada saat ditutup pada April 2018.
Meskipun Jepang baru-baru ini memimpin penuntutan pertama kalinya terhadap situs pembajakan manga di luar negeri tahun ini, tren pembajakan meningkat di luar perbatasan Jepang. Nikkei menambahkan bahwa pembajakan video dan penerbitan di luar negeri meningkat lima kali lipat dari tahun 2021 hingga 2022.
Seiring dengan menurunnya pembajakan di Jepang, kelompok anti-pembajakan CODA terus bekerja sama dengan mitranya di Amerika Serikat untuk menekan pembajakan, dan baru-baru ini menandatangani perpanjangan kontrak dengan MPA. Perpanjangan kontrak ini akan membuat kedua belah pihak mengembangkan solusi baru untuk masalah pelanggaran hak cipta online di seluruh dunia dan memperkuat aktivitas perlindungan hak cipta bersama.