World Wide Fund for Nature (WWF) Jepang, sebuah LSM lingkungan, meluncurkan situs web “Mirai 47 Kei” untuk menunjukkan prediksi akan terlihat seperti apakah pemandangan 47 prefektur Jepang di masa depan, jika perubahan iklim atau pemanasan global masih terus berlanjut. Di situs web “Mirai 47 Kei”, ditampilkan ilustrasi dari setiap prefektur yang berguna untuk membuat orang-orang lebih memperhatikan perubahan iklim dan merasa bahwa masalah ini berkaitan dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Pada ilustrasi yang menunjukkan prediksi pemandangan prefektur Nagano di masa depan, tertera sebuah tulisan, “Musim dingin yang sangat panas, sampai lapangan ski akan mencair!?”. Suhu rata-rata tahunan di Nagano yang terkenal dengan pemandangan pegunungan alpen, diperkirakan akan mengalami kenaikan suhu sekitar 5°C pada akhir abad ini akibat perubahan iklim. Ilustrasi tersebut menggambarkan seorang pemain ski meluncur menuruni lereng hijau tak bersalju. Ini bermaksud untuk memberi tahu bahwa ancaman perubahan bisa saja terjadi pada lanskap prefektur Nagano.
Lalu, di samping ilustrasi terdapat caption, “Jika periode turunnya salju di musim dingin semakin singkat, lanskap Nagano akan berubah total dari apa yang saat ini terlihat. Agar dapat terus menikmati olahraga musim dingin di Nagano untuk waktu yang lama, dan untuk mempertahankan ski resort yang pemandangannya indah, kita semua harus terlibat untuk menanggulangi krisis iklim ini”.
Seorang perwakilan dari WWF Jepang berkomentar, ”Saya ingin orang-orang mengetahui bahwa perubahan iklim juga mampu mempengaruhi pemandangan yang ada di prefektur yang kita cintai. Dan, orang-orang harus menganggap masalah ini sebagai masalah mereka juga. Karena saat ini sedang pandemi virus corona, saya berpikir, banyak orang di luar sana yang mempunyai banyak waktu dan kesempatan untuk merenungi cara mereka menjalani hidup. Saya ingin orang-orang memproyeksikan gambar-gambar di situs web kami ke lanskap yang biasa dilihat dalam keseharian, dan memikirkan tentang apa yang dapat mereka lakukan untuk meghindari krisis iklim ini.”