Pemerintah Jepang memutuskan untuk tidak memasukkan penonton dari luar negeri untuk menghadiri Tokyo Olympic dan Paralympic yang rencananya akan digelar pada musim panas mendatang. Menurut pihak penyelanggara pada Selasa (9/3) lalu, hal ini dilakukan sebagai usaha mencegah penyebaran virus COVID-19.
Menurut laporan Kyodo via Japan Today, baik pemerintah dan komite penyelenggara olimpiade akan menggelar pertemuan daring dengan International Olympic Committee dan dua badan bersangkutan lainnya dalam satu minggu ke depan guna membuat keputusan formal terkait masalah penonton dari luar negeri.
Pemerintah Jepang sendiri telah memutuskan bahwa memperbolehkan masuknya penonton dari luar negeri tak dapat dilakukan mengingat adanya kekhawatiran di kalangan masyarakat Jepang terkait COVID-19. Selain itu, adanya fakta bahwa varian virus dengan tingkat penularan lebih mudah dan cepat telah terdeteksi di beberapa negara juga menjadi alasannya.
Kini, Jepang juga masih menghentikan masuknya warga negara asing baru setelah Tokyo mengalami lebih dari 2.500 kasus baru COVID-19 per harinya.
Keputusan ini juga membuat Jepang kembali mengkaji strategi pertumbuhannya, mengingat ekspektasi pengunjung yang masuk diperkirakan dapat menghidupkan kembali perekonomian Jepang yang ambruk karena wabah mematikan ini.
Pada 3 Maret, perwakilan dari lima badan penyelenggara, termasuk International Paralympic Committee dan Pemerintah Metropolitan Tokyo untuk membuat keputusan terkait penonton dari luar Jepang pada akhir bulan ini dan memutuskan tentang jumlah maksimal penonton yang dapat hadir dalam acara pada bulan April mendatang.
Kini, yang perlu dipikirkan pemerintah adalah me-refund uang pembelian tiket yang telah dibeli oleh calon penonton dari luar Jepang. Padahal, sebenarnya panitia penyelenggara mengharapkan dapat menghasilkan uang sekitar 90 miliar yen dari penjualan tiket untuk menutupi biaya yang membengkak sebanyak 1,64 triliun yen akibat adanya penundaan.
Sementara itu, 4,45 juta tiket telah terjual di Jepang, meski sekitar 810.000 orang meminta untuk refund. Dan hingga saat ini, masih belum jelas berapa jumlah total tiket yang akan dijual nanti.
Sebelum keputusan baru ini dibuat, pada Desember lalu, pemerintah sempat mengatakan dalam laporan sementara bahwa penonton dari luar Jepang dapat menggunakan transportasi umum dan dibebaskan dari persyaratan karantina 14 hari jika mereka berasal dari negara yang memiliki kasus COVID-19 relatif rendah. Kendati demikian, pemerintah kembali memikirkannya hingga akhirnya keputusan final baru ini ditetapkan.
"Kami tentu ingin agar orang-orang dari seluruh penjuru dunia memenuhi stadion. Namun, jika kami tak siap untuk menyambut mereka dan situasi medis kami kini yang masih belum dalam keadaan sempuna, tentu hanya akan menjadi masalah bagi pengunjung dari luar negeri,” ujar Seiko Hashimoto, presiden komite penyelenggara Olimpiade di Jepang pada awak media minggu lalu.
Hashimoto juga telah berusaha untuk menentukan apakah Jepang akan mengizinkan penonton dari luar negeri menonton pertandingan langsung di tribun sebelum leg domestik estafet obor Olimpiade dimulai pada 25 Maret mendatang. Terkait upacara pembukaan estafet obor, telah diputuskan akan digelar tanpa adanya penonton guna mencegah penyebaran COVID-19.
Panitia penyelenggara juga telah memutuskan untuk meneggelar upacara pembukaan di Fukushima secara tertutup dan hanya mengizinkan peserta serta undangan untuk mengambil bagian dalam acara tersebut guna menghindari kerumunan.
Setelah upacara pembukaan di pusat pelatihan sepak bola J-Village, rencananya akan ada sekitar 10.000 pelari membawa api Olimpiade melewati 47 prefektur Jepang sebelum pembukaan Olimpiade pada 23 Juli.
Pusat pelatihan tersebut memang berfungsi sebagai pangkalan garis depan dalam melawan krisis nuklir yang dipicu oleh gempa bumi besar dan tsunami yang terjadi pada 11 Maret 2011 silam. Karena itulah, tempat itu dipilih sebagai titik awal estafet untuk menampilkan pemulihan wilayah Fukushima.
Sebelumnya, diketahui bahwa panitia penyelenggara merilis serangkaian tindakan pencegahan virus corona untuk even estafet obor yang meminta pada para calon penonton agar menahan diri untuk bepergian ke prefektur lain dan social distancing dengan penonton lain.
Namun dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah pembawa obor dari kalangan selebriti yang diperkirakan akan menjadi daya tarik tersendiri, telah memilih untuk mengundurkan diri dengan alasan krisis kesehatan global.
Tokyo Olympic sendiri rencananya akan berlangsung antara 23 Juli dan 8 Agustus, diikuti oleh Paralympic dari 24 Agustus hingga 5 September mendatang.