Berita Jepang | Japanesestation.com

Masih ingat dengan kasus presiden Tokyo Olympic 2020 yang menyebut kalau wanita terlalu banyak bicara saat rapat? Kini ada perkembangan baru. Beberapa media Jepang melaporkan pada Kamis (11/2) bahwa sang presiden, Yoshiro Mori memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya,

Sebelumnya, mantan perdana menteri ini mengatakan bahwa wanita terlalu banyak bicara dalam pertemuan Komite Penyelenggara Olimpiade Jepang pada awal bulan ini, membuatnya menerima kritikan keras, bahkan oleh keluarganya sendiri.

Fuji News Network dan  perusahaan penyiaran NHK pun melaporkan bahwa pria berusisa 83 tahun tersebut berencana mengundurkan diri dari jabatannya, Sementara itu, Mainichi Shinbun mengatakan bahwa Mori diperkirakan untuk mengungkapkan keinginan resign-nya tersebut pada Jumat (12/2) saat para anggota eksekutif komite akan mengadakan pertemuan terkait pernyataan seksisnya, meski hingga kini Mori belum memberikan komentarnya.

Tokyo Olympics 2020 ditunda biaya japanesestation.com
Presiden Komite Peneyelenggara Tokyo Olympic dan Paralympic, Yoshiro Mori, dalam sebuah konferensi pers di Distrik Chuo, Tokyo, setelah bertemu dengan pihak Komite Internasional Olimpiade pada 7 Oktober 2020 (mainichi.jp)

Saluran penyiaran TBS pun melaporkan bahwa mantan presiden Japan Football Association dan kepala Olympics village, Saburo Kawabuchi, akan menggantikan Mori.

Mori memang mencabut komentar seksisnya dalam sebuah konferensi pers mendadak pada 4 Februari lalu dan mengatakan bahwa komentar tersebut tidak pantas dan bertentangan dengan spirit olimpiade. Namun saat itu, ia menolak untuk mundur dari jabatannya.

"Saya tidak mendengarkan wanita akhir-akhir ini, jadi saya tak tahu,” ujar Mori saat ditanya terkait pendapat aslinya tentang wanita.

Semasa menjabat sebagai perdana menteri, Mori memang menerima banyak kritikan dan komentar sesksinya tersebut membuat kritik di parlemen makin menjadi-jadi, dan pejabat dari partai oposisi pun meminta agar ia mengundurkan diri dari jabatannya juga dari media sosial.

Tokyo Olympic 2021 wanita japanesestation.com
Presiden Komite Penyelenggara Tokyo Olympic dan Paralympic Games Yoshiro Mori memberikan pidato pada pertemuan persiapan Tokyo Olympics dan Paralympics di kantor Liberal Democratic Party (LDP) pada Selasa (2/2). (Kazuhiro Nogi/Pool via AP)

Terkait Tokyo Olympics, sebagaimana sudah diketahui sebelumnya, even olahraga akbar ini harus ditunda akibat pandemi virus COVID-19, meski pemerintah Jepang bersikeras untuk tetap menggelar olimpiade pada 23 Juli hingga 8 Agutsus 2021 mendatang.

Olimpiade kali ini bisa dibilang memiliki banyak masalah. Sebelum ditunda saja, isu skandal plagiat logo resmi dan biaya yang membengkak membuat even ini terancam, meski virus corona lah ancaman terbesarnya.

Penduduk Tokyo melewati Olympic Ring (abcnews.go.com)

Kini, hampir 80% masyarakat Jepang menentang digelarnya olimpiade karena kekhawatiran akan virus corona.

Namun, Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan bahwa vaksin virus corona adalah kunci untuk menggelar Tokyo Olympic secara aman dan pada Rabu (10/2), ia mengatakan bahwa vaksinasi akan dimulai pada pertengahan minggu depan.

Vaksinasi di Jepang memang lebih lambat dibandingkan negara dengan tingkat ekonomi tinggi lain, dan penundaan ini berpotensi membuat timbulnya keraguan akan tujuan pemerintah untuk membuat semua masyarakat divaksinasi sebelum olimpiade digelar nanti.