Meski Jepang dinilai memiliki toleransi yang baik pada umat Muslim, nyatanya masih ada beberapa hal nampaknya sulit diterima oleh penduduk Jepang, contohnya pemakaman. Dilansir dari NHK pada Selasa (15/9), penduduk di area barat Jepang menentang rencana pembangunan tempat pemakaman bagi umat Muslim.
Ya, hingga kini, umat Muslim di Jepang masig menghadapi minimnya tempat pemakaman di negeri sakura itu, di mana orang yang telah meninggal dunia umumnya dikremasi.
Untuk mengatasi masalah ini, sebuah kelompok Muslim berbasis di Kota Beppu, Prefektur Oita, membeli lahan berukuran sekitar 8.000 meter persegi di tetangga Beppu, Kota Hiji. Kelompok ini sebenarnya tengah mempersiapkan aplikasi perizinan dari kota untuk membangun tempat pemakaman tersebut.
Namun, penduduk di dua distrik dekat situs tersebut malah melayangkan petisi yang telah ditandatangani oleh lebih dari 100 orang ke kantor dan dewan kota. Mereka beralasan bahwa drainase air dari pemakaman dapat mengkontaminasi irigasi dan air minum penduduk.
Eto Kiyotaka, yang mengajukan petisi tersbeut mengungkapkan bahwa kelompok Muslim Beppu telah mengatakan bahwa rencana pembangunan makam tersebut akan dibatalkan jika uji kualitas air menunjukkan masalah. Namun, Eto mengatakan jika ada masalah yang terjadi dalam perencanaan, sudah akan terlambat.
Pemimpin Asosiasi Muslim Beppu, Khan Muhammad Tahir Abbas, mengatakan bahwa ia kecewa karena penduduk lokal tak menerima penjelasan asosiasi itu terkait penguburan yang dialakukan di seluruh dunia. Meskipun begitu, Abbas berkata bahwa kelompoknya akan terus berusaha untuk membujuk dan menghilangkan kekhawatiran mereka.
Untuk menangani hal ini, dewan kota berencana untuk membuat voting atas petisi tersebut pada Kamis, 17 September 2020.