Kabar meninggalnya sosok imam besar umat Islam Syekh Ali Jaber tentu membuat semua penduduk Muslim di Indonesia berduka. Bagaimana tidak, pendakwah karismatik ini memang dikenal sebagai sosok yang murah hati, bahkan dikutip dari Antara News, Syekh Ali Jabar juga sangat perhatian terhadap mereka penyintas disabilitas.
Dan bicara tentang imam besar, Jepang juga memiliki satu imam besar yang berjasa bagi kehidupan umat muslim di Jepang. Ia adalah Abdurresid Ibrahim, seorang Tatar Muslim Alim (Ulama) kelahiran Rusia yang sangat cerdas. Selain sebagai seorang ulama, ia juga berprofesi sebagai seorang jurnalis dan penjelajah yang berinisiatif memulai gerakan Muslim di awal abad ke-20 untuk menyatukan Tatar Krimea. Tak hanya itu, ia juga sempat mengunjungi Jepang pada era Meiji dan dikenal sebagai imam pertama dari Tokyo Camii (Tokyo Mosque/Masjid Tokyo). Nah, agar lebih kenal dengan sosok Abdurresid Ibrahim, mari kita bahas!
Abduressid Ibrahim lahir dengan nama Abdrashit Gumerovich Ibragimov pada 23 April 1857 di Kota Tara town di Distrik Tarski, Siberia Barat (sekarang pusat administratif Distrik Tarski, Omsk Oblast). Ia memiliki darah Turki.
Hasrat untuk menyebarkan ajaran Islam mungkin didapatkan Abduressid Ibrahim dari kakek buyutnya, Gabdrashit, Akhoond Kota Tara, salah satu pendiri masjid batu di kota tersebut. Sementara kecerdasannya mungkin menular dari ibunya, Gafafa Bin Ibragim Bin Zhagfar, seorang guru yang telah mengajar selama sekitar 40 tahun.
Abduressid Ibrahim sendiri mulai belajar sejak umurnya 7 tahun dan mendapatkan[endidikan dasar dari seorang guru di Zeinalbashir dan di umurnya yang ke 10, ia belajar di sebuah madrasah di desa Almenevo. Di umurnya yang ke-17, ia menjadi yatim piatu dan tnggal di kota Tyumen di mana ia melanjutkan pendidikannya di Yana Avyl Madrasa. Dan pada 1878-1879, ia mengajar di Akmolinsk Oblast. Setelah itu, ia kembali meneruskan studinya di Madinah, Mekah dan Istanbul.
Ia pun kembali ke Rusia pada 1885. Setelah itu, ia mulai menjadi imam-khatib di masjid besar di Tara. Dan pada 1892-1894, ia menjabat sebagai qadi dari Orenburg Muslim Spiritual Assembly.
Nah, bagaimana ia bisa berhubungan dengan Jepang?
Di masa mudanya, ia berpegang teguh dengan paham Jadid dan memimpin propaganda anti-tsar dari sudut pandang Pan-Islamisme di antara Muslim Rusia, menetapkan tujuannya untuk membebaskan semua orang Muslim dari segala jenis penindasan kolonial oleh "kafir.” Nah, Jepang, saingan lama Rusia, adalah sekutu alami Pan-Islamis. Kenaikan pesat industri Jepang pun membuatnya terpesona. Sejak saat itulah ia mulai tertarik pada Jepang.
Agar lebih jelas, simak penjelasan berikut!
Karena kecerdasan dan pengaruhnya, Abduressid Ibrahim juga sempat berpartisipasi dalam pemilihan perwakilan Dewan Kota Tara untuk periode 1898-1902. Ia juga kembali berpartisipasi dalam pemilu pada tahun 1902-1906.
Namun, keaktifan Abduressid Ibrahim rupanya membuat Turki tak nyaman dan pada 1902, Sultan Abdul-Hamid II memerintahkan agar ia meninggalkan Kekaisaran Ottoman. Nah, pada 1902-1903, ia mengunjungi Jepang untuk pertama kalinya di mana ia nerpartisipasi dalam propaganda anti-Rusia.
Sayangnya, karena propaganda tersebut, konsultan Rusia di Jepang meminta agar Abduressid Ibrahim dikeluarkan dari Jepang. Dan sesampainya di Istanbul pada 1904, ia ditahan dan diserahkan ke konsultan Rusia. Setelah bebas pada 1905, Abduressid Ibrahim menjadi pimpinan pergerakan Ittifaq al-Muslimin dan pengurus beberapa kongres Muslim.
Abduressid Ibrahim dikabarkan meninggal dunia pada tahun 1944 meski belum ada data resmi terkait bagaimana keadaan dan penyebab meninggalnya.
Nah, itulah sekilas tentang Abduressid Ibrahim, imam besar yang menjadi imam pertama Tokyo Camii!
Sumber: