Siswa tahun ketiga di SMP dan SMA Negeri di Jepang gagal memenuhi syarat minimum kemampuan bahasa Inggris untuk tahun fiskal 2019. Hal ini terungkap lewat sebuah survei yang hasilnya diumumkan oleh Kementerian Pendidikan Jepang pada Rabu (15/7) lalu.
Survei tersebut menemukan bahwa sekitar 44% dari siswa SMP Jepang yang duduk di tahun ketiga memiliki kemampuan bahasa Inggris yang memenuhi level A1 Common European Framework of Reference for Languages (Kerangka Acuan Umum Eropa untuk Bahasa), sebuah standar internasional untuk menilai kemampuan berbahasa seseorang. Sementara itu, 43,6% siswa SMA Jepang yang duduk di tahun ketiga memiliki kemampuan berbahasa Inggris level A2 dari standar yang sama menurut survei yang dilakukan pada Desember 2019 silam tersebut.
Sebenarnya, jumlah tersebut naik sekitar 1A,4% bagi siswa SMP dan 3,4% bagi siswa SMA jika dibandingkan dengan hasil survey yang sama pada tahun 2018. Namun, keduanya gagal dalam memenuhi target pemerintah yang menargetkan agar siswa yang lulus berada di angka 50% yang diharapkan dapat diraih pada tahun fiskal 2022 yang akan berakhir pada Maret 2023 mendatang.