Berita Jepang | Japanesestation.com

Warga Jepang berduka, mantan Perdana Menteri mereka, Shinzo Abe meninggal dunia usai ditembak seorang pria. Saat itu, Abe tengah menyampaikan pidato kampanyenya di Nara pada hari Jumat kemarin sekitar pukul 11:30 waktu setempat. 

Terduga pembunuh yang menembak mati Shinzo Abe pada hari Jumat percaya mantan perdana menteri Jepang itu terlibat dalam 'organisasi tertentu' dan bahwa dendamnya tidak bersifat politis, kata polisi.

Shinzo Abe
New York Post

Tersangka pembunuhan bernama Tetsuya Yamagami, 41 tabun, dijatuhkan ke tanah hanya beberapa saat setelah dia diduga menembaki mantan pemimpin berusia 67 tahun itu saat tangah menyampaikan pidato kampanye di wilayah barat Nara.

Dilansir dari New York Post, dalam sebuah wawancara dengan penyelidik, Yamagami diduga mengaku merencanakan untuk membunuh Abe karena dia pikir mantan perdana menteri itu terhubung dengan sebuah organisasi yang dia benci.

Shinzo Abe
Yomiuri Shimbun/AFP via Getty Im

Polisi tidak mengungkapkan nama organisasi atau menjelaskan apa yang diyakininya, menambahkan tidak jelas apakah kelompok itu ada atau tidak. Dendam tersangka pembunuh tampaknya tidak berkaitan dengan politik, menurut polisi.

Yamagami bersikap tenang saat menjawab pertanyaan selama wawancara dan penyelidik masih berusaha memastikan apakah dia bertindak sendiri, tambah polisi. Pelaku sendiri merupakan penduduk Nara dan telah bekerja di Pasukan Bela Diri Maritim Jepang selama tiga tahun, tetapi sekarang tampaknya menganggur, kata polisi.

Shinzo Abe
JIJI PRESS/AFP via Getty Images

Foto dan video mengerikan telah muncul yang diduga menunjukkan Yamagami berdiri di belakang Abe beberapa saat sebelum dia melepaskan tembakan dengan senjata api rakitan.

Abe, Perdana Menteri terlama di Jepang, baru saja mulai menyampaikan pidato ketika tembakan awal terdengar. Politisi itu terlihat memegangi dadanya dan perlahan-lahan jatuh ke tanah saat tembakan kedua dilepaskan.

Shinzo Abe
Routers

Penjaga segera menjepit pria bersenjata tersebut ke tanah dan senjata laras ganda hitamnya terlihat di dekatnya. Abe dinyatakan meninggal sekitar lima setengah jam kemudian setelah dilarikan ke rumah sakit di mana ia menerima lebih dari 100 unit darah dalam transfusi.

Dia meninggal dunia setelah kehabisan darah karena luka dalam di jantung dan sisi kanan lehernya, kata pihak berwenang. “Saya tidak bisa berkata-kata atas berita kematian Abe,” kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, anak didik Abe.

“Serangan ini adalah tindakan kebrutalan yang terjadi selama pemilihan – dasar dari demokrasi kita – dan benar-benar tidak dapat dimaafkan, ” tambahnya.