Jumlah turis asing yang berkunjung ke Jepang sangat meningkat setelah diumumkan dicabutnya aturan pembatasan semasa pandemi, bahkan lebih dari 25 juta turis asing datang ke Jepang tahun lalu. Kepala Pariwisata Jepang merencanakan untuk menarik 60 juta turis asing per tahun. Meski lonjakan turis asing menyebabkan berbagai masalah baru, Jepang tetap akan membuka pintu wisata.
Mengutip dari Japan Today, kepala lembaga pariwisata Jepang, Ichiro Takahashi, mengaku jika target 60 juta turis asing per tahun itu masih sulit untuk dicapai, namun memungkinkan untuk dicapai dengan beragam strategi yang sesuai. “Ada banyak tempat wisata yang masih belum dikenal di Jepang. Negara ini punya daya sumber pariwisata tak terbatas yang belum dijelajahi,” ujarnya.
Fenomena meledaknya turis asing di Jepang menimbulkan masalah baru, terutama untuk lokasi wisata populer seperti Gunung Fuji. Tak hanya menutup spot foto yang ada di Fujikawaguchiko, baru-baru ini pemerintah juga mendirikan gerbang pengendali kerumunan di jalur pendakian Gunung Fuji.
Pemerintah kota Himeji juga berencana untuk menaikkan tarif wisata Kastil Himeji yang menjadi situs warisan dunia. Rencananya, turis asing akan dikenakan biaya empat kali lebih besar dibandingkan dengan turis lokal. Menurut walikota kota Himeji, Hideyasu Kiyomoto, struktur kayu yang dimiliki Kastil Himeji akan lebih rapuh setelah dikunjungi banyak orang. Kiyomoto juga mengungkapkan jika penduduk lokal yang menggunakan Kastil Himeji sebagai lokasi komunitas tidak akan mengalami kenaikan tarif. “Tentu saja berbeda dengan orang yang berkunjung ke Kastil Himeji hanya sekali dalam sepuluh tahun untuk berwisata,” ujarnya.
Negeri Sakura sendiri sudah mengalami lonjakan wisatawan sejak bulan Mei dengan jumlah turis asing mencapai angka lebih dari tiga juta. Hingga saat ini, pariwisata di Jepang telah memecahkan rekor tertinggi selama tiga bulan berturut-turut.