Pemerintah Jepang baru saja meluncurkan kampanye pariwisata pada Rabu (22/7) lalu untuk membantu mengembalikan industri pariwisata domestik Jepang yang hancur karena mewabahnya virus corona. Namun, hal ini tidak berlaku untuk Tokyo karena kekhawatiran akan kembali tingginya jumlah kasus di ibu kota Jepang itu.
Kampanye pariwisata Go To yang membuat pemerintah membayar sebagian biaya perjalanan turis ini akan tetap dilanjutkan meski harus menghadapi kekhawatiran akan memperparah mewabahnya virus saat angka infeksi di Jepang mulai naik kembali.
"Kami akan terus mengimplementasikan langkah anti-infeksi dan mencegah orang-orang menderita kondisi serius,” ujar Perdana Menteri Shinzo Abe pada wartawan.
"Kami akan melanjutkan aktivitas ekonomi secara hati-hati dengan bantuan masyarakat. Begitulah peraturannya,” tambah Abe.
Sementara itu, gubernur Tokyo, Yuriko Koike, meminta agar penduduk Tokyo untuk tidak bepergian selama 4 hari di akhir minggu mulai Kamis, 23 Juli 2020. Perpanjangan hari libur ini sebenarnya merupakan liburan Hari Olahraga yang jatuh pada hari Jumat dan sebelumnya merupakan hari yang menandai dimulainya Tokyo Olympics yang kini terpaksa ditunda.
Kampanye ini dicanangkan pekan lalu saat terjadi kekacauan karena pemerintah tiba-tiba membuat keputusan untuk memutus perjalanan ke Tokyo karena ditemukannya kasus baru di ibu kota Jepang itu.
"Menurutku tidak adil (karena Tokyo tidak termasuk ke dalam kampanye itu)," komplain seorang wanita berusia 59 tahun yang tinggal di Tokyo dan meninggalkan kota itu dari bandara Haneda untuk melakukan perjalanan 4 hari bersama kakaknya yang berusia 62 tahun menuju Hiroshima dan Shimane.
Sementara itu, beberapa orang mengatakan kalau situs aplikasi kampanye tersebut sangat tidak user-friendly. Salah satunya, Haruna Niimi (24) yang terbang dari Bandara Shin-Chitose di Hokkaido untuk menemui temannya. Ia berkata kalau ia menyerah menggunakan situs tersebut.
"Aku mengecek beberapa situs tapi menurutku prosedur aplikasinya terlalu membingungkan,” kata dia.
Karena permintaan untuk perjalanan domestik diperkirakan akan meningkat, landasan pacu yang digunakan untuk pesawat murah di Bandara Narita, sebelah timur Tokyo, telah dibuka kembali pada Rabu lalu untuk pertama kalinya dalam tiga bulan.
Dari total biaya pariwisata sebesar 1,35 triliun yen, pemerintah Jepang akan mensubsidi hingga setengah dari biaya perjalanan, termasuk biaya akomodasi dan transportasi. Awalnya, mereka akan memberikan diskon senilai 35% dari total biaya tersebut.
Sementara itu, 15% sisanya akan ditanggung oleh kupon yang akan dikeluarkan pada September mendatang. Kupon tersebut bisa dimanfaatkan untuk makanan, belanja, dan kegiatan wisata lainnya yang ditawarkan di destinasi.
Terkait dengan Tokyo, pemerintah Jepang memutuskan untuk tidak memasukkan Tokyo dalam kampanye Go To karena ibu kota Jepang itu baru saja melaporkan adanya 286 kasus baru dalam 1 hari saja. Hingga kini, kota ini menjadi area paling terdampak dengan temuan kasus sekitar sepertiga dari total kasus yang ada.
Sebelumnya, menteri pariwisata Kazuyoshi Akaba mengatakan bahwa pemerintah idak memiliki rencana untuk memberi kompensasi untuk biaya pembatalan setelah diputuskannya untuk tidak memasukkan Tokyo dalam bagian kampanye, tapibersikap berlawanan pada hari Selasa lalu, saat terjadinya kecaman publik pada satu hari sebelum peluncuran kampanye.
Subsidi ini awalnya dijadwalkan akan dimulai pada Agustus sebelum liburan musim panas Jepang berakhir dan mulai banyak orang yang tinggal di kota-kota besar kembali ke kampung halaman mereka. Namun, akhirnya diputuskan untuk dimajukan menjadi liburan akhir pekan selama 4 hari, dimulai dari Kamis, 23 Juli 2020.