Berita Jepang | Japanesestation.com

Sikap anti-rasisme yang diambil oleh petenis Naomi Osaka di U.S. Open telah menarik perhatian publik dan menimbulkan tanggapan yang berbeda dari sponsornya di Jepang.

Dilansir dari Mainichi, pada pertandingan pertama pada tanggal 31 Agustus 2020 lalu, Osaka memasuki lapangan dengan mengenakan sebuah masker hitam bertuliskan nama Breonna Taylor, seorang wanita berkulit hitam yang dibunuh di tangan kepolisian, menyerukan pada dunia untuk mengakhiri diskriminasi rasial.

"Menurut kami, hal itu tidak seharusnya dilakukan Ketika ia tengah bertanding. Jika bisa, kami ingin membuatnya menarik perhatian orang dengan kemampuan bermain tenis-nya,” ujar salah satu sumber yang terkair dengan perusahaan Jepang yang menjadi sponsor Osaka.

"Ia berusaha memperjuangkan dan mengambil peran sebagai orang berkulit hitam, yang ia lakukan sangat mulia. Namun, apakah hal yang ia lakukan dapat menambah brand perusahaan? Hingga kini, memang belum ada dampak khusus, namun tindakan tersebut bukanlah hal yang membuat kami senang,” tambahnya.

Sementara itu, sumber yang terkait dengan perusahaan sponsor asal Jepang lain mengatakan, “Menurut kami, rasanya kurang baik mengangkat isu tersebut dan tenis secara bersamaan.”

Naomi Osaka rasisme japanesestation.com
Petenis Jepang Naomi Osaka mengenakan masker sebagai bentuk penghormatan terhadap Breonna Taylor sebelum bertanding melawan petenis Jepang Misaki Doi, dalam ronde pertama US Open pada 31 Agustus 2020. (mainichi.jp)

Namun, salah satu sponsor lain, sebuah perusahaan Amerika, memiliki reaksi berbeda. Seseorang yang terlibat dalam perusahaan tersebut mengatakan akan lebih berisiko jika Naomi tidak mengatakan bahwa ia ingin menghentikan diskriminasi rasial. Karena jika tak mengatakan apapun, ia akan terlihat seperti menerimanya. Menurutnya, ada banyak perusahaan yang memahami masalah diversitas dan inklusi serta menyetujui bahwa mereka akan berusaha menghentikan diskriminasi.

Setelah Jacob Blake, seorang pria kulit hitam ditembak 7 kali oleh polisi di Kenosha, Wisconsin, pada akhir Agustus lalu, tim NBA memboikot pertandingan dalam rangka protes terhadap kejadian tersebut dan pertandingan MLB pun harus ditunda karena para pemain menolak untuk bertanding. Saat itu, Naomi Osaka pun mengumumkan bahwa ia mundur dari semifinal Western & Southern Open sebuah pertandingan tenis setingkat  dengan U.S. Open, sebagai bentuk protesnya. Tak lama kemudian, turnamen tersebut memutuskan untuk menunda pertandingannya satu hari sebagai bentuk solidaritas terhadap para pendemo, dan Osaka pun memutuskan untuk bertanding keesokan harinya, menyebarkan pesan manis ke seluruh dunia.

Naomi Osaka ( Tim Clayton/Corbis/Getty Images )

Sementara itu di NBA, di mana hampir semua pemainnya merupakan orang kulit hitam, aksi protes untuk mengakhiri diskriminasi rasial adalah hal biasa. Seorang staf dari perusahaan yang memiliki kontrak dengan seorang pemain NBA berkulit hitam menjelaskan bahwa atlet ternama memiliki kesadaran kuat bahwa mereka harus mengambil inisiatif sebagai representatif dari penduduk kulit hitam. Mereka juga berpendapat bahwa anak-anak berkulit hitam selalu bermimpi untuk menjadi pemain NBA karena melihat para atlet ternama itu.  

Kembali ke Naomi Osaka, atlet yang lahir dari ayah asal Haiti dan ibu asal Jepang ini tiba di U.S. Open dengan 7 buah masker, masing-masing satu untuk setiap ronde di turnamen dan seluruh masker tersebut dihiasi dengan nama dari orang kulit hitam yang menjadi korban kekerasan polisi.

Hal yang membuat Osaka melakukan semua ini adalah harapannya. Ia berharap orang-orang mengenal para korban lebih baik dan melakukan apapun yang ia bisa untuk mencegah orang-orang tersiksa karena rasisme dan ketidakadilan sosial.