Jepang memang dikenal sebagai negara yang hobi membuat peraturan aneh dan unik. Misalnya saja, beberapa aturan yang dibuat guna mencegah penyebaran virus corona lalu, seperti melarang orang-orang untuk berteriak di roller coaster dan memberikan kipas tradisional di restoran-restoran bagi konsumen guna menutup mulut mereka. Sayangnya, peraturan unik kali ini malah bikin geram karena terkesan rasis dan mengandung unsur diskriminasi.
Ya, pada 19 dan 20 Mei lalu, Itako Health Center di Prefektur Ibaraki menyebarkan sebuah dokumen yang berisi langkah pencegahan COVID-19 paling menyinggung saat ini: untuk tidak makan dengan orang asing. Menurut pusat kesehatan tersebut, dokumen itu ditujukan bagi para orang asing yang bekerja sebagai petani dan mereka pun mengirimkannya ke perusahaan yang bergerak di bidang agrikultur dan balai kota di area tersebut.
Dokumen tersebut menyebutkan bahwa: “Ada banyak pasien yang terinfeksi COVID-19 karena tertular dari orang asing.” Dan selain mengimbau orang-orang agar tidak makan bersama orang asing, mereka juga merekomendasikan untuk: “Menggunakan masker saat berbicara dengan orang asing.”
Tak lama setelah disebar luaskan, dokumen tersebut mendapat kecaman dari masyarakat. Akhirnya, pada 21 Mei lalu, dokumen tersebut ditarik kembali. Pusat kesehatan itu juga mengklaim bahwa mereka tak bermaksud bertindak diskriminatif pada orang asing dan meminta maaf katrena telah menyebabkan kesalah pahaman.
Terlepas dari permintaan maaf dan pencabutan dokumen, tetap saja hal ini dipertanyakan. Pasalnya, hal ini tak perlu terjadi jika saja pusat kesehatan itu hanya meminta agar orang-orang tak makan di luar bersama-sama dan mengenakan masker secara umum tanpa merujuk pada orang asing kan?
Netizen Jepang pun memiliki pendapat serupa:
“Diskriminasi lagi.”
“Katakan saja agar semua orang mengenakan masker dan tidak makan di luar. Melakukan hal lain hanyalah diskriminasi.”
“Hal ini hanya menambah diskriminasi terhadap orang asing yang tinggal di Jepang sebelum COVID-19 atau orang Jepang yang memiliki kerabat berkewarganegaraan asing.”
“Pasti para orang barat tidak termasuk ke dalam golongan ‘orang asing’ itu.”
“Seperti inikah negara yang akan segera menjadi tuan rumah olimpiade?”
Dalam situasi di mana hoaks terkait orang asing bisa tersebar dengan mudah, tentu saja hal-hal semacam ini malah memperburuk keadaan. Semoga saja kejadian semacam ini tak lagi terulang ya!