Berita Jepang | Japanesestation.com

Dilansir dari Kyodo News, pada hari Sabtu (24/4) lalu, Jepang melaporkan lebih dari 5.500 kasus virus corona baru, tertinggi dalam lebih dari tiga bulan terakhir. Sementara itu, Tokyo dan daerah lain bersiap untuk berada di bawah keadaan darurat ketiga untuk mengekang lonjakan infeksi yang cepat.

Total tersebut termasuk 876 infeksi yang dilaporkan di Tokyo, tertinggi sejak keadaan darurat COVID-19 dicabut pada akhir Maret lalu. Dan saat ini, Prefektur Osaka mengalami jumlah terburuk dengan 1.097 infeksi. Sementara itu, Prefektur Hyogo mengonfirmasi 635 kasus.

"Negara ini membutuhkan tindakan pencegahan yang lebih kuat terhadap pandemi pada saat 'varian yang sangat menular' ini sedang berkecamuk," sebut Kamon Iizumi, presiden Asosiasi Gubernur Nasional, dalam sebuah pertemuan online.

Pada hari yang sama, gubernur prefektur bertanya kepada pemerintah pusat mengenai pemberian dukungan keuangan untuk bisnis, tidak hanya sektor pariwisata, tetapi juga industri primer seperti pertanian.

Menurut perhitungan nasional, ini adalah kasus tertinggi sejak jumlah kasus 5.682 pada 21 Januari, ketika Tokyo dan daerah lain berada dalam keadaan darurat kedua. Pembatasan yang diberlakukan di bawah keadaan darurat terbaru di prefektur dengan kota-kota besar akan memiliki resiko ekonomi yang luas, kata gubernur.

Jalanan Takeshita Dori yang sepi. (soranews24.com)

Perdana Menteri Yoshihide Suga mengumumkan keadaan darurat pada hari Jumat di Tokyo dan prefektur Jepang barat Osaka, Kyoto dan Hyogo, meminta operator restoran yang menyajikan alkohol, department store dan bioskop untuk ditutup sementara, sementara acara olahraga diminta untuk diadakan tanpa penonton. 

Selain itu, para gubernur menekankan perlunya pemerintah untuk mendesak orang-orang agar tidak melintasi perbatasan prefektur selama serangkaian hari libur nasional yang dimulai akhir bulan ini yang dikenal sebagai Golden Week. Kemudian, negara harus memberi kompensasi kepada wisatawan atas rencana perjalanan mereka yang dibatalkan untuk mengurangi pergerakan orang, kata asosiasi dalam proposal. Sedangkan untuk vaksinasi virus corona, asosiasi tersebut meminta pemerintah untuk mengklarifikasi perincian seputar distribusi vaksin kepada seluruh populasi setelah Suga mengumumkan rencana pada hari Jumat untuk menyelesaikan inokulasi vaksin COVID-19 bagi mereka yang berusia 65 atau lebih pada akhir Juli.