Berita Jepang | Japanesestation.com

Uji klinis vaksin virus corona yang memasuki tahap akhir rupanya membawa masalah baru di Jepang. Pasalnya, Jepang masih harus membuat sistem pengawetan dan penyimpanan vaksin tersebut.

Tantangan terbesar bagi Jepang kini adalah bagaimana membuat sistem untuk menyimpan vaksin tersebut dalam suhu sangat rendah, sekitar -70o Celcius. Hal ini disebabkan karena vaksin jenis baru itu masih belum disetujui di seluruh dunia, dan harus diperlakukan berbeda dengan vaksin tradisional lain.

Dilansir dari Mainichi, permintaan freezer dengan suhu ultra rendah untuk keperluan medis pun mendadak meningkat akibat vaksin ini.

"Sebelumnya, kami sempat mendapat permintaan tinggi saat ada sebuah penyakit menular di sekitar kita, namun, tidak pernah sampai separah ini,” ujar Nobuaki Nakamura, corporate officer dari PHC Holdings Corp., sebuah perusahaan pembuat alat kesehatan dan medis ternama di Jepang.  

vaksin covid-19 jepang japanesestation.com
Executve Officer PHC Holdings Corp., Nobuaki Nakamura tengah menunjukkan sebuah freezer bersuhu ultra rendah di kantor perusahaannya di Distrik Minato, Tokyo, pada 16 Oktober 2020. (mainichi,jp)

Permintaan dari Eropa mulai meningkat sejak Maret lalu, begitu pula dengan Amerika Utara. PHC memperkirakan peningkatan penjualan bagi Eropa dan Amerika Utara akan meningkat sebesar 50% pada tahun fiskal ini jika dibandingkan dengan tahun fiskal 2019. Perusahaan ini pun menangani adanya lonjakan permintaan ini dengan menerapkan sistem dua shift di pabrik mereka di Prefektur Gunma sejak Agustus lalu. PHC juga berencana untuk meningkatkan produksi bagi pengunaan domestik.

Adanya lonjakan permintaan frezeer bersuhu ultra rendah ini disebabkan oleh adanya kemajuan teknologi dalam pengembangan vaksin jenis baru di Amerika Serikat. Vaksin flu dan vaksin lainnya yang telah didistribusikan di Jepang dapat disimpan dalam suhu 10o C atau lebih rendah, namun, vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi terbesar di Amerika, Pfizer Inc., telah menerapkan teknologi baru: Vaksin ini merupakan vaksin messenger RNA (mRNA) yang menggunakan informasi genetik virus. Karena itu, vaksin ini harus disimpan dan didistribusikan dalam suhu -70o Celcius untuk mempertahankan kualitasnya. Japan pun telah setuju untuk menerima sekitar 120 juta dosis vaksin dari Pfizer. Dan saat pengemabangan vaksin tersebut selesai, Jepang harus mempersiapkan banyak freezer bersuhu super rendah.

Vaksin yang diproduksi di luar negeri ini akan dikirinkan ke Jepang dengan pesawat dan akan didistribusikan ke area-area lokal, di mana mereka akan menyimpan virus tersebut hingga dgunakan. Pasokannya yang banyak dan menyimpan vaksin dalam suhu -70o C inilah yang menyulitkan.

Bahkan, seorang staf pemerintahan mengungkapkan kekhawatirannya.

"Tidak semua institusi kesehatan di Jepang dapat meiliki freezer bersuhu super rendah, dan metode yang digunakan saat musim flu pun tak akan berpengaruh,” ujarnya.

Sementara itu, direktur eksekutif Japan Medical Association, Satoshi Kamayachi mengatakan, “Karena vaksin tersebut kadaluwarsa dengan cepat setelah mereka diambil dari frezeer bersuhu -70 derajat C, imunsasi masal harus dipertimbangkan.”  

Namun, setelah Undang-undang Imunisasi ditetapkan pada 1994, orang-orang diharapkan untuk mengunjungi institusi medis secara individu dan imunisasi masal seperti mengumpulkan orang-orang di sekolah untuk mendapatkan vaksin jarang sekali dilakukan. Hal ini terjadi karena sistem membuat vaksin menjadi sebuah pilihan, bukan kewajiban.

vaksin covid-19 jepang japanesestation.com
Sebuah freezer bersuhu ultra rendah di kantor perusahaannya di Distrik Minato, Tokyo, pada 16 Oktober 2020. (mainichi,jp)

Terkait imunisasi masal, tentunya diutuhkan pengalaman untuk menggelar konsultasi medis bagi semua orang dan bagaimana menyebarkan vaksin pada semua orang tanpa adanya masalah.

"Kami sudah bertahun-tahun tidak melakukan imunisasi masal, jadi kami tidak tahu bagaimana cara menggelarnya,” ujar salah satu staf pemerintah lokal mengungkapkan kekhawatirannya.

Sementara itu, staf pemerintah lainnya mengatakan, "Dapatkah kita melakukan imunisasi masal dengan menghindari kerumunan, kontak dekat, dan tempat sempit? Dapatkah kita mengumpulkan para pekerja medis yang bersedia untuk melakukan vaksinasi terhadap kelompok besar? Banyak tantangan yang mengahalangi.”

Menurut media asing, dari berbagai vaksin yang diterima pemerintah Jepang, vaksin yang dikembangkan pleh perusahaan bioteknologi Amerika, Moderna Inc., harus disimpan dalam suhu -20o Celcius. Selain itu, meskipun vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan Inggris AstraZeneca Plc tidak perlu disimpan di dalam freezer, mendistribusikannya secara bersamaan dengan vaksin perusahaan lain tanpa tercampur akan menjadi sebuah tantangan tersendiri.