Masih ingat dengan artikel Pemerintah Jepang Bersiap Ucapkan Selamat Tinggal Pada Hanko beberapa waktu lalu? Nah sepertinya, peraturan yang diinstruksikan oleh Perdana Menteri Yoshihide Suga itu mulai “mempengaruhi” perusahaan swasta. Pasalnya, Hitachi Ltd mengatakan pada Senin (26/10) bahwa perusahaannya akan menghentikan penggunaan hanko (stempel) tradisional untuk mengesahkan dokumen-dokumen internalnya dan mengurangi pemakaian kertas hingga 70% untuk mempromosikan digitalisasi dalam perusahaan tersebut mulai Maret 2022 mendatang.
Dilansir dari Japan Today, hanko memang kerap diagunakan di Jepang untuk mengesahkan kontrak, transaksi bisnis dan berbagai prosedur administratif lain. Langkah ini juga diambil Hitachi untuk mendorong para pegawainya work from home di tengah pandemi virus corona sekaligus berkontribusi dalam pemeliharaan lingkungan.
Selain itu, Hitachi pun mengatakan bahwa pihaknya akan membuat sebuah keputusan internal secara daring dan melihat apkah mereka dapat memberlakukan sistem daring dalam menjalin kerja sama bisnis dengan klien di luar para konglomerat.
Kaputusan Hitach ini senada dengan usaha pemerintah Jepang untuk mempromosikan digitalisasi di Jepang dengan keputusan Perdana Menteri Yoshihide Suga yang menginstruksikan seluruh staf kementerian dan pemerintah untuk menghapuskan penggunaan tradisi hanko yang sudah kuno.
Sebelum adanya instruksi tersebut, banyak organisasi di Jepang yang mengadopsi praktik penyerahan dokumen dengan stempel hanko sebagai tanda persetujuan dari staf terkait. Namun, hal ini menimbulkan kritik karena membutuhkan interaksi tatap muka dan meningkatkan risiko penyebaran virus corona.
Selain hanko, Hitachi juga mengungkapkan bahwa perusahaannya akan mengurangi jumlah kertas ukuran A4 yang digunakan pada tahun fiskal 2020 dari 700 juta eksemplar pada tahun sebelumnya.