Berita Jepang | Japanesestation.com

Departemen Pemadam Kebakaran Tokyo melaporkan sebanyak 3.647 orang telah dilarikan ke rumah sakit pada tanggal 1 hingga 28 Juli lalu. Cuaca panas ekstrem yang melanda Jepang pada musim panas ini menyebabkan terjadinya sengatan panas. Kasus sengatan panas yang terjadi pada bulan ini melampaui jumlah kasus pada bulan Juli tahun lalu yang merupakan jumlah tertinggi dalam lima tahun.

Dikutip dari Mainichi Shimbun, lebih dari 100 orang dibawa ke rumah sakit setiap harinya dalam sebelas hari berturut-turut sejak 18 Juli. Menurut keterangan dari Letnan Koji Ogishima sebagai perwakilan divisi pencegahan bencana, suhu panas kali ini mengalami peningkatan lebih awal dibanding tahun lalu.

Indeks panas yang menjadi indikator sengatan panas dihitung dari beberapa faktor, seperti suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya matahari. Ketika indeks panas berada di suhu 28, penduduk direkomendasikan untuk tidak melakukan olahraga berat, di suhu 31 semua jenis olahraga dianjurkan untuk dihentikan, lalu peringatan sengatan panas akan dikeluarkan saat suhu mencapai 33.

Tahun lalu, Jepang peringatan sengatan panas dikeluarkan pada 10 Juli, namun tahun ini peringatan itu dikeluarkan pada 24 Juni lalu. "Sengatan panas tidak hanya berefek untuk kegiatan luar ruangan, tapi ada juga yang pingsan di rumah saat malam hari karena kelelahan saat beraktivitas di siang hari yang panas," ujar Ogishima.

Meningkatnya jumlah korban akibat serangan panas juga meningkatkan jumlah panggilam darurat. Pada tanggal 8 Juli lalu, sebanyak 3.372 panggilan darurat telah diterima, jumlah ini bahkan mendekati rekor tertinggi pada 23 Juli 2018 dengan 3.382 panggilan darurat.

"Jika ragu, hubungi pusat konsultasi darurat di #7119 atau gunakan layanan medis darurat Tokyo."

Departemen Pemadam Kebakaran Tokyo terus menghimbau penduduk untuk menggunakan pendingin ruangan, minum air putih, menjaga asupan garam, dan menghindari sinar matahari langsung dengan menggunakan topi atau payung.