Perdana Menteri Yoshihide Suga meminta maaf pada masyarakat Jepang setelah beberapa anggota parlemen dari koalisinya mengunjungi hostess bar saat masa pandemi. Padahal, pemerintah telah meminta agar para penduduk menghindari kegiatan yang tidak mendesak untuk mengurangi penyebaran COVID-19.
Kasus ini tentu menambah beban bagi Suga, Sebelumnya, tingkat persetujuan masyarakat terhadap pemerintahan Suga pun menurun akibat ketidakpuasan masyarakat dalam penanganan COVID-19 pemerintah Jepang yang dianggap terlalu lambat dan tidak konsisten.
"Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya karena kejadian ini terjadi saat kami meminta penduduk untuk tidak makan di luar setelah pukul 8 malam dan menghindari kegiatan tak mendesak,” ujar Suga dalam Diet kabinet pada Rabu (27/1) lalu.
"Seharusnya setiap anggota parlemen berlaku sebaik-baiknya untuk meningkatkan keprcayaan masyarakat,” tambahnya.
Sebelumnya diketahui bahwa pada bulan ini, Jepang memberlakukan status darurat di Tokyo dan beberapa area lainnya untuk menekan peningkatan tajam kasus COVID-19. Salah satu langkah pencegahan yang dilakukan adalah meminta agar bar dan restoran tutup pada pukul 8 malam, meski hingga kini tak ada penalti bagi mereka yang melanggar.
Para anggota parlemen yang melanggar tersebut pun mengaku menyesal.
"Saya menyesal melakukan perbuatan tersebut saat kami meminta agar orang-orang untuk sabar,” ujar Jun Matsumoto, seorang anggota parlemen senior Liberal Democratic Party pada reporter.
Matsumoto meminta maaf setelah majalah Shukan Shincho melaporkan bahwa ia mengunjungi dua hostess bars hingga puku; 11 malam di distrik Ginza Tokyo setelah makan malam di sbeuah restoran Italia pada 18 Januari lalu.
Kiyohiko Toyama, seorang anggota parlemen dan sekretaris jenderal dari mintra junior koalisi, Komeito, juga meminta maaf setelah tabloid Shukan Bunshun melaporkan bahwa ia mengunjungi sebuah hostess bar mewah di Ginza hingga larut malam pada Jumat (22/1) lalu. Para pengguna Twitter pun meyuarakan pendapat mereka.
"Hanya perlu menunggu waktu saja sebelum kemarahan publik memuncak. Aku tak ingin uang bantuan sebesar 100.000 yen, aku ingin mereke berhenti!" ujar salah satu pengguna.
"Mereka benar-benar bodoh. Tidakkah mereka memikirkan apa yang dilakukannya dan bagaimana masyarakat memandang mereka? Jika mereka tidak memikirkannya, mereka tidak cocok menjadi wakil rakyat,” ujar pengguna lainnya.
Suga memang telah beberapa kali dikritik masyarakat. Pada Desember lalu, ia dikritik setelah mengikuti pesta akhir tahun. Meski ia sendiri yang membuat peringatan agar masyarakat menghindari pertemuan dan acara makan dalam keompok besar, Suga malah nekat menghadiri acara yang berlangsung di sebuah restoran high-end di Ginza tersebut.