Sebanyak 109 orang dilaporkan telah mengalami diare, muntah, dan gejala lainnya setelah berenang di kawasan Air Terjun Todoroki, Prefektur Kumamoto. Menurut keterangan dari pemerintah prefektur pada Kamis (22/08) lalu, gejala yang dialami tampak ringan dan para penderita sedang berada dalam masa pemulihan. Pemerintah menghimbau penduduk untuk berhati-hari karena adanya potensi penyakit menular yang menyebar lewat aliran sungai.
Awal mulanya, ada tujuh siswa sekolah menengah yang bermain di dekat air terjun dan mengalami diare serta muntah setelahnya pada tanggal 13 Agustus. Setelahnya beberapa orang yang bermain di kawasan tersebut juga melaporkan tengah mengalami gejala yang sama. Pemerintah prefektur kemudian memasang rambu-rambu di dekat lokasi pada 18 Agustus.
Dikutip dari Mainichi, pihak pemerintah juga telah melakukan penyelidikan terkait bau, transparansi, pH air, dan berbagai aspek lainnya. Namun tidak ditemukan hasil yang tidak normal dalam air sungai. Saat ini, pemerintah sedang menyelidiki kemungkinan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri atau virus.
“Kejadian ini belum pernah terjadi sebelumnya dan tiba-tiba berada di skala 100 orang, wajar jika mikroba atau organisme yang tidak berasal dari sungai dicurigai,” ujar Yoshihiro Takayama, seorang anggota divisi penyakit menular di Rumah Sakit Okinawa-Chubu.
Leptospirosis dicurigai sebagai penyebab. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira ini dapat menyebar melalui urin hewan terinfeksi yang masuk ke dalam air, namun penderita leptospirosis pada umumnya akan menunjukkan gejala sakit kepala dan demam, tidak seperti gejala yang saat ini dialami oleh penderita.
Air tawar pada dasarnya memang lebih mudah terkontaminasi, tidak seperti air laut. Para penduduk dan wisatawan dihimbau untuk tidak meminum air dari danau dan sungai. Apabila mengalami gejala diare dan muntah, segera hubungi layanan medis dan hindari berada di kerumunan untuk mencegah infeksi.