Sebuah survey yang dilakukan oleh pemerintah pada mini market atau konbini di Jepang menunjukkan bahwa sebagian besar pemilik konbini terlalu banyak bekerja, dengan 85 persen yang mengatakan bahwa mereka bekerja 6 hari atau lebih dalam seminggu.
Menteri ekonomi, perdagangan, dan industri telah melakukan survey pada 3,645 pemilik toko franchise dan 500 karyawan mengenai kondisi bekerja di industri konbini di Jepang, berkaitan dengan masalah yang berhubungan dengan waktu operasi 24 jam perhari dan waktu kerja yang panjang ditengah kurangnya tenaga kerja.
Menurut survey, 66 persen dari pemilik toko mengatakan mereka memiliki waktu libur kurang dari satu hari perminggu dan 19 persen memiliki 1 hari libur. Dan mengenai jam kerja, 29 persen dari pemilik toko dan 56 persen dari anggota keluarga pemilik toko yang ikut membantu menjalankan tokonya mengatakan mereka bekerja 12 jam atau lebih dalam sehari.
Banyak dari pemilik toko yang disurvey mengeluhkan beban kerja yang berat karena tugasnya tidak hanya melayani pelanggan, tapi juga bertanggung jawab untuk restock barang yang biasanya dikirim larut malam. Dan menurut survey banyak yang mempertanyakan keharusan untuk membuka toko 24 jam dikarenakan tingginya biaya personel untuk tetap buka pada saat-saat sepi.
Pemerintah berencana untuk mendengar langsung dari 8 operator konbini besar termasuk Seven Eleven Japan Co dan Lawson Inc bulan ini tentang kebijakan mereka beroperasi 24 jam.
Akibat kurangnya tenaga kerja ini beberapa toko juga sudah mulai mengurangi masa operasinya, dan bahkan beberapa toko ditutup permanen yang menunjukkan betapa seriusnya masalah tenaga kerja ini.