Lebih dari 80.000 warga negara asing bekerja paruh waktu di tiga jaringan minimarket besar di Jepang.
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Kyodo News menunjukkan pada hari Rabu (15/5), angka tersebut kemungkinan akan terus meningkat di tengah krisis tenaga kerja akibat populasi yang menua.
Pekerja asing sekarang mewakili sekitar 10 persen dari tenaga kerja paruh waktu di seluruh cabang toko serba ada Seven-Eleven Japan Co, Lawson Inc dan FamilyMart Co, menurut data tersebut.
Kini, minimarket telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jepang, yang sebagian besar beroperasi 24 jam sehari, menjual berbagai produk makanan dan rumah tangga, serta menawarkan layanan seperti pengiriman paket, pembayaran tagihan, dan pembelian tiket acara.
Sebuah survei Kyodo News tentang operator toko serba ada utama pada bulan April menemukan bahwa toko 7-Eleven memiliki staf toko paruh waktu paling banyak yaitu sekitar 40.000 orang, sementara toko Lawson memiliki sekitar 24.000 orang dan FamilyMart sekitar 18.000. Lebih dari 80.000 orang asing yang bekerja di toko serba ada di Jepang
Menurut data dari Asosiasi Waralaba Jepang, yang mencakup jaringan minimarket Ministop Co. dan tiga jaringan besar lainnya, jumlah warga negara asing yang bekerja di minimarket tersebut telah meningkat 1,4 kali lipat dibandingkan lima tahun sebelumnya.
Data yang diberikan oleh ketiga jaringan besar tersebut menunjukkan bahwa mereka para warga negara asing yang berjumlah 80.000 orang, sebagian besar berasal dari negara-negara seperti Cina, Vietnam, dan Nepal.
Menurut data dari tiga jaringan besar tersebut, banyak dari mereka yang melamar merupakan pelajar internasional yang ingin meningkatkan kemampuan bahasa Jepang mereka melalui pekerjaan tersebut.
Dengan melemahnya nilai tukar yen yang mendorong lebih banyak pengunjung dari luar negeri untuk datang ke Jepang, perusahaan-perusahaan tersebut berharap bahwa mempekerjakan staf asing akan meningkatkan komunikasi dengan meningkatnya jumlah pelanggan yang datang.
Seorang manajer di salah satu gerai bahkan mengatakan bahwa "tanpa karyawan asing, kami tidak memiliki cukup orang untuk menutupi shift kerja."
Hal ini menjadi sebuah indikasi dari kesulitan yang dihadapi beberapa toko dalam mencari pekerja Jepang.