Menerima cinta seseorang, terutama bagi wanita yang berusia 20 tahunan bukanlah hal yang bisa diputuskan dengan mudah, terlebih lagi jika si wanita memiliki target untuk menikah, tentu pertimbangan yang muncul akan lebih banyak lagi. Berikut ini adalah hal-hal yang menjadi pertimbangan wanita Jepang, sebelum menerima cinta seorang pria, seperti yang dilansir oleh ure.pia.co.jp.
Apakah dia orang yang baik?
Pada saat sebelum mulai menjalin kasih, ada saat-saat di mana karena baper, kita menjadi sulit untuk menilai sifat asli calon pasangannya. Bahkan seringkali, walaupun di dalam hati kadang terasa bahwa ada hal yang aneh, kita menutup mata terhadap hal-hal tersebut.
Apakah pria yang akan kalian terima cintanya ini orang yang baik? Apakah ia peduli pada kalian, di saat kalian sakit atau semacamnya?
Ada jenis-jenis orang yang mengambil sikap sebagai penguasa bagi pacarnya, namun jika tujuan kalian adalah untuk sampai ke jenjang pernikahan, sebaiknya pilihlah pria yang bersikap baik. Jika kalian mengetahui bahwa ia menyembunyikan sifatnya yang sebenarnya buruk, mungkin lebih baik, kalian tolak saja.
Apakah ia bersikap baik kepada pelayan toko dan semacamnya?
Salah satu cara untuk meyakinkan akan sifat sebenarnya si dia, adalah dengan cara memperhatikan sikapnya terhadap pelayan toko. Misalnya, walaupun jarang terjadi, ada saat-saat di mana makanan yang diantar ke meja kita berbeda dengan yang kita pesan. Perhatikan baik-baik apa yag si dia lakukan di saat-saat seperti ini.
Pada kejadian seperti ini, ada beberapa orang yang tetap makan tanpa mempermasalahkannya sama sekali. Jika ia mengeluhkan hal tersebut sekalipun, tidak apa jika dalam batas wajar, namun jika si dia sampai melakukan penghinaan terhadap pelayan toko tersebut, mungkin ada baiknya kalian tidak menerima cintanya. Sebaliknya, jika ia memilih untuk berhati-hati untuk tidak melukai orang lain, boleh dibilang ia sudah mendapat nilai plus untuk kalian terima sebagai pacar.
Apakah secara ekonomi ia mapan?
Jika yang kalian tuju adalah mendapat pacar untuk sampai jenjang pernikahan, apakah si dia mapan secara ekonomi adalah sebuah pertanyaan yang wajar. Tentu saja ini bukan berarti kalian tidak boleh berpacaran dengan orang yang berpenghasilan kecil. Meski demikian, tentu akan sulit jika si dia tidak mau bekerja keras untuk mendapatkan kehidupan yang ideal. Jika penghasilan kalian sendiri tidak terlalu besar dan akan menggantungkan penghidupan pada si dia setelah menikah nanti, ada baiknya kalian cek mengenai hal ini sejak sebelum memutuskan untuk berpacaran.
Apakah si dia secara serius berpikir untuk menikah dengan kalian?
Pria akan menjadi sangat serius saat mengejar cewek. Misalnya di lubuk hatinya ia tidak mau menikah pun, bisa jadi ia akan berbohong demi meluluhkan hati kalian. Oleh karena itu, sebelum menerima cintanya, ada baiknya kalian korek terlebih dahulu apakah ia benar-benar memiliki keinginan untuk menikah.
Yang terbaik adalah jika kalian berpacaran dengan niatan untuk menikah sejak awal. Jangan mau dipermainkan oleh cowok yang sebenarnya tidak mau menikahi kalian.
Apakah kalian sanggup berjuang bersamanya?
Jika kalian ingin berpacaran dengan tujuan untuk menikah, ada banyak hal yang harus kalian cek. Meski demikian, hal yang paling menentukan adalah apakah kalian sanggup berjuang bersamanya atau tidak.
Misalnya di saat ini si dia memiliki penghasilan di atas rata-rata, namun tidak ada yang tahu sampai kapan hal itu akan berlanjut, bisa jadi di suatu saat ia akan terserang penyakit, atau terancam PHK dari kantornya, dan sebagainya. Jika kalian yakin bahwa kalian akan dapat berjuang dan melewati keadaan apapun bersamanya, maka mungkin si dia adalah pilihan yang terbaik untuk kalian.
Jika saat si dia menyatakan perasaannya terhadap kalian, kalian masih memiliki banyak pertimbangan untuk menerima cinta si dia, mungkin karena ada hal yang kurang sreg yang kalian rasakan. Ingatlah untuk selalu berdiskusi dengan hati kalian untuk menentukan, apakah kalian akan menerima cintanya atau tidak.
(Featured image: love-2u.com)