Dikatakan bahwa bagian hidup yang paling menantang di Jepang adalah kesepian. Ini bukan hanya disebabkan oleh isolasi fisik tetapi juga tergantung pada jumlah keintiman yang diinginkan dan didapatkan seseorang. Dalam banyak kasus, ini disebabkan oleh perubahan besar dalam kehidupan seperti kerja, perceraian, atau pindah ke tempat baru. Sebagian besar pekerjaan cukup sibuk di Jepang dan hampir semua orang sibuk dengan kehidupan mereka sendiri. Layanan rental manusia pun marak karena masalah kesepian ini.
Menurut National Institute of Population and Social Security Research, pada tahun 2035, lebih dari 30 persen rumah tangga Jepang akan menjadi rumah tangga satu orang. Orang-orang ini akan bangun sendiri, membuat sarapan sendiri, pergi bekerja, dan pulang ke rumah ke ruang kosong. Salah satu alasan di balik ini adalah berkurangnya jumlah orang yang benar-benar ingin menikah dan memiliki keluarga. Biaya memiliki keluarga juga sangat mahal di negara ini. Ini adalah beberapa faktor mengapa layanan rental manusia seperti itu dipasarkan untuk menargetkan orang-orang yang kesepian ini.
Berbagai rental manusia mulai dari wanita paruh baya, pria paruh baya, dan pacar banyak ditawarkan di sana. Tentu saja, penawaran rental manusia ini tidak menyangkut dengan hubungan seksual antara klien dan talent. Biasanya orang Jepang yang dirental tersebut akan menyediakan berbagai jasa seperti menemani berbelanja, main bersama, atau bahkan hanya sekedar teman curhat.
Salah satu talent dari jasa rental manusia yang bernama Furukawa, menceritakan mengenai pengalamannya saat mendapatkan permintaan. Furukawa pernah dipekerjakan untuk bertindak sebagai seorang teman yang tidak pengertian yang meminta kliennya untuk berpartisipasi dalam gōkon (kelompok kencan buta kelompok) dan meminta maaf kepada pacar kliennya yang marah. Pada kesempatan lain, dia diminta untuk memainkan peran "wanita lain," duduk di sana sementara istri klien melemparkan pelecehan padanya di depan umum. Dia juga pernah diminta berpura-pura menjadi istri seorang lelaki yang dikhianati, karena dia tidak bisa meyakinkan pacarnya untuk putus dengannya.
"Banyak orang menggunakan kami untuk membereskan kekacauan mereka," kata Furukawa. "Ini adalah pekerjaan ... jadi kami menyisihkan perasaan pribadi apa pun yang mungkin kami miliki."
"Bukannya orang-orang ini tidak punya teman," kata Furukawa. “Mereka tidak punya teman yang dapat membantu mereka dalam situasi seperti itu. Staf saya melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa klien kami bersenang-senang selama waktu mereka membayar layanan yang kami tawarkan. ”
Ada juga yang menyewa jasa untuk berpura-pura menjadi sosok ayah ketika seorang anak yang yatim menanyakan keberadaan ayahnya kepada ibunya.
Bagaimana menurut kalian mengenai rental manusia seperti ini?
(featured image : Rethink Tokyo)