Kasus kawin palsu semakin meningkat di Jepang karena pihak wanita Asia, terutama Filipina dan China, semakin banyak terlibat kasus ini, dengan target mengawinkan lelaki Jepang agar nantinya bisa menjadi warga negara Jepang. "Jumlah kasus kawin palsu ini semakin meningkat terutama dengan wanita Filipina dan Tiongkok. Bukan tidak mungkin dengan wanita Asia lain yang memiliki target agar bisa berubah warga negara dengan cepat dan mudah karena suami warga negara Jepang," papar seorang pejabat di pemerintahan Jepang khusus kepada Tribunnews.com, Selasa (20/5/2014). Baru-baru ini tepatnya Sabtu (17/5/2014) polisi pun menangkap seorang karyawan, menjadi broker kawin palsu, yang bekerja di pub Filipina di Sumida-ku, Tokyo karena terbukti melakukan pemalsuan sertifikat.
Sabtu lalu itu polisi menangkap Shinichi Hosoya (45) karyawan club Celine Trois di daerah Sumida Tokyo. Klub itu mempekerjakan wanita Filipina sebagai hostes. Wanita itu juga akhirnya ditangkap karena tahun 2010 melakukan kawin palsu dengan seorang lelaki Jepang (47) di Yokohama. Hal serupa dilakukannya pula terhadap tiga lelaki Jepang lain yang melakukan kawin palsu. Selain Hosoya yang dapat uang para lelaki Jepang yang mau melakukan kawin palsu itu tampaknya juga mendapat komisi untuk mau kawin palsu. Setelah kawin tersebut biasanya, proses visa masuk ke Jepang menjadi jauh semakin mudah dan kasus ini terbongkar atas penyelidikan pihak imigrasi Jepang yang merasa aneh terhadap beberapa lelaki Jepang yang menikah dengan para wanita Filipina tersebut. Proses menikah di Jepang sangat mudah. Cukup mendaftarkan nama pasangan dan masing-masing dengan satu orang saksi, memberikan cap jati diri (hanko atau inkan) masing-masing, didaftarkan di kantor wali kota setempat, maka resmi lah menikah. Kasus ini juga semakin meningkat karena ada pihak seperti Yakuza yang memang membisniskan kasus ini agar mendapat banyak uang bagi warga negara asing yang ingin cepat bisa masuk ke Jepang dengan mudah.