Sasuga sebagai kontradiksi (dan implikasinya)
Sudah cukup mengerti? Nah, mari kita mempelajari “sasuga” sebagai kontradiksi lebih dalam. Situasinya luas banget lho, tapi mari ambil yang umumnya saja.
Berhubungan dengan emosi
Sasuga kerap digunakan bersama dengan kata yang berhubungan dengan emosi, seperti 驚く (odoroku, kaget), 怒る (okoru, marah), 泣く (naku, menangsis) dan lain sebagainya. Sasuga juga menggambarkan alasan di balik emosi-emosi itu dengan menggambarkan apa yang tak bisa dihindari. Contohnya:.
さすがのマミ先生も怒った。(Sasuga no Mami-sensei mo okotta/Bahkan, Mami-sensei saja marah).
(Implikasi: Meski Mami-sensei tidak mudah marah, ia terlihat sangat kesal. Sesuatu yang membuatnya sangat kesal pasti terjadi padanya.)
Saat sasuga digunakan untuk menggambarkan emosi, ekspetasi biasanya ke arah sifat dan temperamen asli seseorang.
Sasuga dari perspektif orang pertama
Sasuga dapat digunakan dalam konteks orang pertama (saat kita membicarakan diri kita sendiri), dan ini terkadang membuat bingung orang. Habis, biasanya orang mengetahui sasuga sebagai kata pujian kan? Tapi, bukankah orang Jepang itu rendah hati? Agar lebih paham, lihat contohnya!
さすがの私でさえ、グーグル検索はできます。(Sasuga no watashi de saa, Google kensaku wa dekimasu/Bahkan, aku bisa menggunakan Google.)
(Implikasi: Meski aku tidak tech-savvy dan mungkin kau berpikir aku tak bisa melakukannya, aku bisa menggunakan Google karena itu sangat mudah!)
Dengan berada di depan kata ganti orang pertama, sasuga menunjukkan bahwa pembicara tahu bahwa mereka bukanlah seorang ahli teknologi. Dalam kasus di atas, bisa masuk ke dalam tipe humor merendahkan diri.
Namun terkadang, kata ganti orang pertama tidak ditunjukkan. Pasalnya, sangat umum untuk menghilangkan kata tersebut dalam bahasa Jepang. Tapi, tetap bisa pakai sasuga kok!
Berikut contohnya:
12時間歩きっぱなしで、さすがに疲れた。(Juu-ni jikan arukippanashi de, sasuga ni tsukareta/Karena berjalan selama dua belas jam penuh, aku sangat lelah.)
(Implikasi: Meski biasanya aku kuat, berjalan selama 12 jam penuh terlalu berat untukku, jadi aku sangat lelah!)
Meski tak ada kata ganti orang pertama, tetap saja menunjukkan tentang pembicara.
Ekspetasi juga tak diyampakkan dalam kalimat tersebut, tapi kita sudah dapat menduga bahwa pembicara biasanya sangat kuat, kontradiktif dengan 疲れた (tsukareta, lelah) yang menjadi hasil dalam kalimat.
Sasuga dalam kalimat yang menunjukkan “saat” dan “jika”
Sasuga biasanya hadir dalam skenario hipotetis atau kalimat pengandaian. Contohnya:
出かけるときは、さすがに服を着る。(Dekakeru toki wa, sasuga ni fuku o kiru/ Mereka mengenakan pakaian saat pergi ke luar.)
(Implikasi: Meski biasanya mereka tak mengenakan pakaian, mereka akan berpakaian dengan benar saat bepergian karena pergi ke luar rumah dengan telanjang tak mungkin kan?)
Dalam kalimat pengandaian seperti ini, sasuga dapat mengimplikasikan bahwa “jika sesuatu terjadi, hal terkait tak akan terjadi.”
Kesimpulan!
Meski membingungkan, sasuga selalu mengimplikasikan bahwa beberapa hal yang tak tak dapat dihindari dapat menyebabkan sebuah hasil yang tak terduga meski rinciannya tak dijelaskan!
Nah, itulah arti dari sasuga, bukan sekadar pujian kan?