Berita Jepang | Japanesestation.com

Dilansir dari Japan Today, berdasarkan pernyataan dari pihak pemerintah pada hari Senin, Perdana Menteri Shinzo Abe akan mengumumkan status keadaan darurat Jepang yang dimulai pada Rabu ini, karena penyebaran wabah virus corona (COVID-19) yang mengalami kenaikan signifikan di Tokyo dan kota-kota besar.

Pengumuman ini akan memberikan kuasa kepada otoritas lokal untuk memerintahkan warganya agar tetap berada di rumah dan meminta penutupan sekolah serta fasilitas lainnya. Langkah ini akan menargetkan kota-kota besar seperti Tokyo dan Osaka.

Hal ini dianggap sangat penting, karena meningkatnya kasus COVID-19 di tingkat nasional. Apalagi, kondisi ini sangat berisiko bagi kehidupan masyarakat dan ekonomi nasional.

Abe sebelumnya juga semakin mendapat tekanan untuk mengumumkan status keadaan darurat, terutama dari Gubernur Tokyo Yuriko Koike dan Asosiasi Medis Jepang.

Jepang Akan Umumkan Status Keadaan Darurat
Sebelumnya, Yuriko Koike juga menyerukan perlunya status keadaan darurat (KYODO via japantoday.com)

Abe pun tidak diizinkan untuk mengumukan status kendaraan darurat hanya berdasarkan keputusan sendiri. Dia harus meminta masukan dari dewan penasihat yang berisi para ahli di bidang medis dan kesehatan publik. Dewan penasihat inilah yang akan menentukan apakah situasi tersebut memerlukan status keadaan darurat.

Dengan status keadaan darurat yang pertama kali terjadi di Jepang ini, hak-hak individu akan dibatasi, sehingga gubernur setiap prefektur dapat memerintahkan atau menyerukan tindakan spesifik untuk mencegah penyebaran virus.

Gubernur tiap prefektur pun dapat menginstruksikan masyarakat untuk tidak pergi ke luar rumah, kecuali untuk berbelanja makanan dan menyediakan layanan penting, termasuk perawatan kesehatan dan transportasi. Mereka juga dapat membatasi penggunaan fasilitas tempat banyak orang berkumpul, termasuk sekolah, teater, aula musik, stadiun olahraga. Mereka dapat meminta tempat-tempat tersebut untuk tutup sementara waktu.

Jika rumah sakit yang sekarang sudah penuh dan perlu dibangun rumah sakit baru untuk menangani kasus COVID-19, para gubernur pun dapat mengambil alih tanah dan bangunan pribadi dalam keadaan tertentu. Mereka pun dapat meminta pasokan medis dan makanan dari orang-orang yang menolak untuk menjualnya, dan memerintahkan perusahaan untuk mengangkut barang kebutuhan darurat.

Per hari Minggu, jumlah kasus positif virus corona mencapai 4.563 di Jepang, termasuk 700 kasus dari Kapal Pesiar Diamond Princess, dengan total kematian yang dilaporkan sebesar 104 jiwa.

Tokyo juga mengkonfirmasi 143 kasus baru pada hari Minggu, menandai tingkat kenaikan harian tertinggi di kota itu, sehingga jumlah total kasus di ibukota menjadi 1.033.