Asakusa, Senso-ji. Destinasi paling terkenal bagi wisatawan asing

Asakusa adalah tempat wisata paling populer bagi orang asing di Tokyo. Saya sebagai penduduk yang sudah lama tinggal di Prefektur Aichi, juga sering datang ke destinasi ini. Pintu masuk ke Asakusa adalah Kaminarimon Kuil Sensoji. Berfoto di depan lampion kertas berwarna merah dengan tulisan “Kaminarimon” di atasnya, bisa dikatakan sebagai “agenda wajib” bagi para wisatawan yang datang.

Nakamise Street, yang mengarah dari Kaminarimon ke aula utama, dianggap sebagai area perbelanjaan tertua yang ada di Jepang. Hal ini ditandai dengan banyak wanita berjalan dengan kimono dari berbagai kebangsaan yang berbeda.

Dari kuil Senso-ji dan daerah sekitar, Anda juga dapat melihat Tokyo Sky Tree. Kuil Sensoji dan cahaya lampu dari Sky Tree sangat indah di malam hari. Selain itu, ada banyak area belanja di sekitar Kuil Sensoji, dan restoran yang selalu ramai hingga larut malam.

Mencoba Kimono yang dikagumi di Asakusa

Jika Anda datang ke Jepang, pastikan untuk mencoba kimono ! Ini adalah pertama kalinya saya mengenakan kimono, dan saya dapat merasakan budaya Jepang secara langsung, yang memperdalam kecintaan saya terhadap Jepang. Saya mengunjungi toko penyewaan kimono yang berjarak hanya beberapa menit berjalan kaki dari Kuil Sensoji. Dari ratusan kimono, saya bisa memilih warna dan corak favorit sesuai selera saya.

Anda juga bisa memadukan hiasan rambut dan kimono yang senada dengan warna hijab Anda.

Kipas lipat, tas tangan, geta (bakiak), dan lainnya juga dapat digunakan satu set untuk melengkapi penampilan Anda. Berjalan dengan punggung tegak lurus dengan kimono, kita bisa rasakan nuansa seperti wanita tradisional Jepang.

Saya pergi ke Kuil Sensoji dengan kimono. Kimono memiliki obi atau pengikat pinggang yang ketat, sehingga akan membuat kita sedikit sulit untuk berjalan. Begitupun ini merupakan salah satu pengalaman yang berharga, khususnya bagi para turis asing termasuk saya.

Upacara minum teh dengan berkimono

Upacara minum teh adalah budaya tradisional yang masih tersebar luas di Jepang. Di Asakusa juga terdapat kelas khusus dimana Anda dapat merasakan pengalaman upacara minum teh. Saya juga ikut masuk selama satu jam. Pertama-tama, dengarkan penjelasan dari sang Instruktur. Beliau mengajari Anda dasar-dasar upacara minum teh dengan lembut dan sopan.  Ada juga instruktur yang bisa menjelaskan dalam bahasa Inggris dan Cina.

Setelah itu, kita bisa membuat dan meminum teh racikan kita sendiri, sambil meniru apa yang diajarkan Instruktur. Sebelumnya kita akan dihidangkan Wagashi atau kue tradisional Jepang. Rasa manis dari Wagashi yang masih tersisa, dan rasa pahit dari teh akan berpadu di mulut kita.

Ruangan minum teh kecil, namun penuh dengan kebudayaan Jepang. Terdapat juga karakter huruf Jepang "Shodo atau kaligrafi", dan rangkaian bunga di vas atau disebut dengan istilah "Kado". Mengenakan kimono tradisional dan menikmati upacara minum teh di ruangan yang penuh dengan budaya Jepang, membuat hati dan pikiran saya terasa tenang.