Berita Jepang | Japanesestation.com

Seperti yang kalian ketahui, Jepang merupakan negara yang sering terjadi gempa bumi. Lebih dari 10 tahun telah berlalu sejak Gempa Besar Jepang Timur, yang juga dikenal sebagai Gempa Tohoku 2011, dan masih muncul gempa susulan seperti yang terjadi pada 13 Februari 2021 lalu.

Gempa besar di Jepang
Gempa besar di Jepang (tsunagujapan.com)

Ketika gempa bumi yang sangat besar melanda, orang mungkin menyadari betapa tidak siapnya mereka atau mungkin terkejut hingga tidak bereaksi dengan tepat. Gempa tidak dapat diprediksi, jadi kamu tidak pernah tahu kapan gempa besar berikutnya akan datang. Agar tetap aman, berikut ini adalah lima poin penting agar kamu siap menghadapi gempa bumi di Jepang.

1. Periksa Peta Bencana

Semua prefektur di Jepang mengungkapkan peta pencegahan bencana di situs resmi mereka. Periksa informasi penting seperti fasilitas tempat tinggal sementara, tempat penampungan, area evakuasi, dan titik pasokan air. Selain itu, putuskan bersama anggota keluarga di mana kalian akan bertemu jika terjadi bencana besar. Kunjungi kantor lingkungan kota dan dapatkan juga pamflet pencegahan bencana. Jika kamu tinggal di kota, beberapa jalan mungkin tidak tersedia karena fenomena likuifaksi. Periksa risiko ini dan konfirmasikan rute teraman ke area evakuasi.

Peta bencana:

1. Tokyo

2. Kyoto

3. Nara

4. Nagoya

5. Sendai

2. Siapkan Tas Darurat

Ketika kamu perlu mengevakuasikan rumah sendiri, kamu tidak dapat membawa semua barang. Masukkan apa yang benar-benar kamu butuhkan ke dalam tas darurat sebelumnya dan segera keluar dari rumah.

Di dalam tas, kamu setidaknya harus mengemas barang-barang seperti air, makanan darurat, toilet portabel, helm, senter, baterai, radio portabel, sarung tangan kerja, selimut, sleeping bag, kotak P3K, kompor portable, kartrid gas, uang tunai, buku tabungan dari rekening, dan stempel pribadi (hanko).

3. Bayangkan Hidup di Rumah Tanpa Penunjang Kehidupan

Gempa Bumi di Jepang
Ilustrasi gempa bumi di Jepang (tsunagujapan.com)

Saat gempa besar terjadi dan hampir tidak ada kerusakan pada rumah kamu, tempat yang harus kamu tinggali adalah rumah anda sendiri. Namun perlu diingat bahwa gempa besar biasanya memicu pemadaman air dan listrik, belum lagi gasnya mati. Ketika kebutuhan hidup ini hilang, kamu harus bisa bertahan hidup tanpanya.

Angin topan melanda Chiba pada musim panas tahun 2019, listrik padam selama lebih dari 5 hari, dan orang-orang terpaksa berjuang melawan cuaca lembab tanpa AC. Kita tidak bisa memprediksi kapan bencana akan terjadi, jadi kita harus memikirkan bagaimana bertahan tanpa air, listrik, gas, dan sebagainya.

Hal terpenting bagi manusia adalah air. Kamu dapat menyimpan cadangan air di bak mandi atau dalam wadah plastik untuk digunakan saat menyiram toilet atau mandi, dan membeli lusinan air kemasan untuk memasak dan minum demi bersiap menghadapi gempa bumi di Jepang.

4. Periksa Posisi Perabotan

Waktu terburuk dari terjadinya gempa bumi besar adalah tengah malam. Bagaimana jika lemari jatuh menimpa saat kamu tertidur? Hanya meletakkan ranjang atau kasur di kamar tidur adalah pilihan terbaik, tetapi jika sulit, jangan lupa mengamankan dan mengunci furnitur besar ke dinding atau di lantai.

Jika kamu perlu bertahan hidup tanpa listrik, air, dan gas di rumah, hal terakhir yang kamu perlukan adalah membuang makanan di lemari es. Gempa bumi dengan intensitas tinggi dapat dengan mudah membuat lemari es jatuh, pintunya terbuka, dan isinya tumpah keluar. Mengamankan perabot besar ini dan membeli pengaman pintu diperlukan.

5. Periksa Cara Menggunakan Papan Dial dan Pesan Darurat Bencana

Jika ada seseorang yang ingin kamu telepon atau kirim SMS saat terjadi bencana, kamu dapat pergi dan mendengarkan pesan, atau SMS dengan menggunakan layanan ini.

1) #171 call

2) docomo

3) au

4) softbank

5) J-ampi

Semua panduannya ditulis dalam bahasa Inggris. Periksa layanan publik seperti #171 call dan J-ampi, dan juga operator seluler kamu.

Sejak lama, orang-orang Jepang mengatakan "備えあれば憂いなし = sonae areba urei nashi (jika kamu siap, kamu tidak perlu khawatir)" mengingat bahwa mereka tinggal di negara di mana banyak bencana seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, angin topan, dan banjir, cukup sering terjadi.