Pada Sabtu (13/2) malam lalu, area Tohoku Jepang dihantam gempa bumi besar berkekuatan 7,3 SR yang melukai lebih dari 150 orang, memutus aliran listrik dan air, serta mengganggu layanan kereta. Dan kini, area Tohoku tengah bersiap untu menghadapi gempa susulan yang bisa datang kapanpun.
Melansir Kyodo via Japan Today, tidak ada korban jiwa dari gempa yang terjadi pada pukul 23:07 waktu setempat tersebut. Kendati demikian, gempa besar tersebut mengingatkan akan kengerian pada Maret 2011 silam, saat area Tohoku dihantam gempa berkekuatan 9,0 SR dan tsunami yang menewaskan 15.000 orang dan memicu bencana nuklir. Terlebih lagi, gempa bumi yang terjadi pada Sabtu lalu tersebut hanya berjarak beberapa minggu dari peringatan kejadian 10 tahun silam tersebut.
Menurut laporan, korban yang menderita luka-luka tersebar ke beberapa area, termasuk Chiba, Kanagawa dan Saitama. Gempa juga terada di ibu kota Jepang dan beberapa area lainnya.
Air di kolam bahan bakar nuklir di pembangkit listrik Fukushima Daiichi yang sempat mengalami kerusakan pada bencana 10 tahun silam pun tumpah. Untungnya pihak operator Tokyo Electric Power Company Holdings Inc. Melaporkan tak ada kebocoran. Untuk utilitas nuklir lainnya, dilaporkan tak mengalami kerusakan apapun.
Perdana Menteri Yoshihide Suga pun mengatakan dalam sebuah rapat kabinet bahwa pemerintah telah menerima laporan terkait korban luka-luka dan meminta agar semua warga tetap waspada.
"Kami meminta semua orang untuk tetap siaga dan selalu memperhatikan semua informasi dari pemerintahan setempat," ujar Suga sambil mengatakan bahwa ada kemungkinan datang gempa dengan intensitas lebih besar di beberapa hari ke depan.
Sejak Sabtu lalu, serangkaian gempa susulan pun terus terjadi dan listrik kembali menyala pada Minggu sore.
Area terdampak gempa cukup luas, termasuk beberapa venue Tokyo Oympic, seperti Azuma Stadium di kota Fukushima yang akan digunakan untuk pertandingan baseball dan softball. Namun, komite penyelenggaraan mengatakan bahwa semua fasilitas tidak mengalami kerusakan.
Freezer penyimpanan vaksin COVID-19 Pfizer Inc pun dipastikan aman setelah Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Katsunobu Kato mengatakan bahwa freezer tersebut tidak terpengaruh oleh pemadaman listrik.
Kini, sedikitnya 240 orang telah mengungsi di pusat-pusat evakuasi di prefektur Fukushima dan Miyagi. Kato juga menekankan bahwa langkah-langkah pencegahan penyebaran virus telah dilakukan di tempat pengungsian.
Di Soma, Prefektur Fukushima, pemerintah telah memasang tenda bagi masing-masing keluarga dalam sebuah gymnasium. Sembilan puluh dua penduduk kini tinggal di tempat ini setelah tangan mereka telah disterilkan dan suhu tubuh diperiksa di pintu masuk.
Beberapa area dilaporkan mengalami gangguan pasokan air yang mempengaruhi institusi medis. Untuk itu, atas perintah pemerintah Fukushima, Ground Self-Defense Force mulai memasok air bagi penduduk.
Gempa juga menyebabkan terjadinya longsor di sepanjang Joban Expressway di Soma, membuat East Nippon Expressway Co menutup seksi antara Iwakichuo di prefektur tersebur dan Watari di Prefektur Miyagi.
Alat berat juga telah dikerahkan untuk memindahkan bebatuan besar dan tanah yang memblokir semua jalur.
Sementara itu, East Japan Railway Co mengatakan dibutuhkan waktu sekitar 10 hari sebelum kereta shinkansen Tohoku kembali membuka seluruh layanannya karena fasilitas di antara Stasiun Shinshirakawa di Fukushima dan Furukawa di Miyagi mengalami kerusakan parah.
Layanan shinkansen di Akita antara Tokyo dan Akita pun ditutup hingga Senin ini. Penangguhan sebagian besar layanan kereta pun mendorong maskapai penerbangan untuk mengoperasikan penerbangan khusus yang menghubungkan kota-kota di wilayah Tohoku dan Tokyo serta kota-kota besar lainnya.