Dahulu, pada awal penemuan teknologi fotografi, foto-foto yang dihasilkan hanya memiliki warna hitam-putih atau sepia. Keindahan pemandangan maupun kecantikan model foto yang mengenakan kimono pun hanya terlihat hitam dan putih saja. Para fotografer di Jepang yang mahir kemudian bereksperimen dengan penggunaan warna sebelum pergantian abad ke-20 mendahului munculnya fotografi berwarna yang sebenarnya.
Seperti dilansir dari huffingtonpost.com, hasil dari foto-foto pada era tersebut akhirnya memperlihatkan warna bunga sakura dan kimono biru walau masih terlihat sederhana. Rupanya, para fotografer itu menggunakan teknik "mewarnai" foto menggunakan tinta yang mengisi foto-foto tersebut dengan warna pink pucat dan biru terang, sehingga "Pale Pink dan Light Blue" adalah judul yang cukup tepat untuk pameran fotografi Jepang ini. Sebanyak 200 foto geisha, samurai, kuil, dan bunga sakura mekar yang diambil antara tahun 1868 dan 1912 ini ditampilkan di Museum for Photography di Kunstbibliothek, Berlin.
Tapi bagaimana sebenarnya cara menghasilkan foto-foto hitam-putih itu menjadi berwarna? Teknik "Pale Pink dan Light Blue" itu sendiri diciptakan oleh banyak fotografer yang menggunakan albumen (ditemukan dalam putih telur) atau garam untuk menangkap foto asli dari negatif fotonya. Foto-foto itu kemudian diwarnai secara manual menggunakan cat air atau berbagai pastel, minyak dan pewarna. Menerapkan cat ke permukaan foto menggunakan kuas, jari atau peralatan lainnya memang proses yang melelahkan, jika dibandingkan dengan metode mewarnai dengan Photoshop pada saat ini.
Berikut adalah foto-foto yang menakjubkan dari pameran tersebut: